Mohon tunggu...
Sarwo Edy
Sarwo Edy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang Es

Pedagang es krim keliling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peran Satuan Penerangan Kodim dalam Perang Digital

13 Januari 2018   09:34 Diperbarui: 13 Januari 2018   10:12 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.rand.org

Apa pun dan bagaimana pun perang informasi itu akan berlangsung, perang informasi bukanlah tujuan. Seperti peperangan jenis lain, perang informasi adalah sarana untuk mencapai tujuan. Namun berbeda dengan perang yang lain, perang informasi lebih mengarah ke upaya untuk mengalahkan strategi musuh ketimbang menumpas pasukan musuh.

Mencermati teknik dan cara perang informasi tersebut, tampaknya kita tidak lagi bisa berharap bahwa kita tidak akan mengalami peperangan jenis itu. Justru kita sedang berada di tengah perang informasi Sekarang ini.

Dengan menyaksikan interaksi yang berlangsung di media sosial saat ini, kita langsung bisa merasakan gesekan antar kelompok semakin menguat. Sepuluh tahun lalu,  kita mungkin masih bisa mengira gesekan-gesekan antar warga masyarakat di media sosial seperti perkelahian antar orang atau geng kecil yang saling berseteru.

Sekarang gesekan-gesekan itu sudah melampaui sekadar cekcok cuitan. Bahkan cekcok cuitan itu sekarang lebih merupakan hasil awal dari perang informasi.

Kita memang belum melihat ada perang elektronik dan perang siber yang bertujuan untuk merusak atau melumpuhkan infrastruktur komunikasi atau jaringan digital secara serius. Namun hari ini kita dengan mudah mendapati operasi psikologi sedang berlangsung secara gencar dan masif di tengah masyarakat kita lewat media sosial.

Kabar bohong dan informasi sesat menyambangi masyarakat kita secara sistematis dengan agenda yang sudah ditata. Sebagai contoh, sebut saja kabar bohong tentang serbuan jutaan pekerja Tiongkok ke Indonesia; atau informasi sesat tentang motif politik dan agama dalam desain uang baru.

Informasi sesat yang menyinggung sentimen agama pun tak kalah banyak.

Propaganda-propaganda semacam itu jelas sebuah operasi psikologi. Berdasar tema yang diusung dalam propaganda-propaganda itu, kita bisa melihat operasi psikologi cenderung bertujuan untuk menggoyang empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Sasaran utama perang informasi seringkali adalah warga negara, bukan semata lembaga atau elit politik tertentu. Oleh karena itu peran setiap warga negara pun menjadi penting.

Peran penting yang bisa dilakukan oleh setiap warga negara adalah menjaga kewarasan akal sehat dan penalaran. Sebab, dalam suatu perang informasi, propaganda bertugas untuk melumpuhkan penalaran warga negara. Gunakan akal sehat dan penalaran setiap kali mengkonsumsi informasi.

Hal ini senada juga disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono yang bertindak sebagai Inspektur upacara pada peringatan ke-72 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) Jakarta, Kamis (17/8/2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun