Mohon tunggu...
Sarwo Edy
Sarwo Edy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang Es

Pedagang es krim keliling

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pedagang Es Membahas Patung Nanas di Alun-alun Pemalang

18 Desember 2017   23:45 Diperbarui: 19 Desember 2017   00:24 6427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
deskgram.org/kabarpemalang

Perdebatan maupun polemik yang beredar di masyarakat Pemalang tentang upaya pemerintah kabupaten Pemalang untuk merenovasi alun-alun nya menjadi pembicaraan yang menarik bagi warga masyarakat Pemalang.

Perbedaan, perdebatan, saling merasa benar, Membury, menjelekkan sebenarnya tidaklah menarik bagiku yang hanya seorang pedagang es keliling. Mau dibuat gaya dan penataan apapun aku masa bodoh, ndak ngaruh bagi kehidupanku. Cuma aku berharap alun-alun tambah ramai agar aku punya kesempatan untuk jualan lebih laris lagi.

Masyarakat Pemalang heboh dengan rencana pemkab Pemalang untuk menggeser patung pejuang yang merupakan suatu Penghormatan masyarakat Pemalang dan pemkab terhadap para pejuang kemerdekaan RI untuk diganti dengan Nanas Madu Belik yang merupakan salah satu produk unggulan pertanian di Kabupaten Pemalang.

Banyak yang protes kenapa patung pejuang harus diganti? Apakah sudah  tidak ada rasa hormat pada para pahlawan. Kenapa kok Nanas yang merupakan produk pertanian yang ada di salah satu kecamatan di Pemalang, kenapa bentuk nanas nya aneh tidak realistis atau replika dari nanas tersebut. Kenapa  bukan produk unggulan lainnya. Dan masih buuuanyak lagi ungkapan, pertanyaan, argumen dari masyarakat Pemalang yang mempertanyakan hal tersebut.

Balik lagi, pembahasan ini ndak penting bagi kehidupanku, mau nanas, mau mangga, padi, jagung dll masa bodoh lah.

Tapi ayo kita telaah terutama masyarakat Pemalang. Produk unggulan pertanian di pemalang yang menonjol apa saja sih. Tentunya akan muncul jawaban Nanas Madu Belik, Mangga Istana dan Melati. Produk perikanan yang menonjol ada kepiting Soka dan produk perikanan lain. Produk kerajinan ada sarung Goyor, kuliner ada Grombyang, lontong dekem dan sate Loso yang sudah menjadi hak paten keluarga Loso.

Dari yang saya sebutkan diatas kepiting sudah ada tugu dan patung nya, sarung Goyor ya sudah ada tugunya. Ikan ya sudah ada Patung nya.

Menurut rabaan saya sebagai pedagang  es, kenapa pemkab memilih Nanas Madu Belik yang harus diangkat sebagai identitas atau Icon dari Pusere Jawa ini karena branding Kabupaten Pemalang adalah Pusere Jawa tentunya ada beberapa pertimbangan.

Mungkin pertimbangannya, ini aku tulis mungkin karena aku ndak dapat wangsit dari Pemda.
1. Nanas Madu Belik, merupakan produk pertanian nanas yang beda dengan nanas nanas yang ada di daerah lain.
2. Nanas Madu Belik. Mempunyai morfologi nanas yang berbeda dengan morfologi nanas di daerah lain.
3.  Nanas Madu Belik ini, dapat dikatakan nanas endemik di Kecamatan Belik. Dibawah kaki gunung Slamet, nanas ini dapat memberi cita rasa manis yang beda dengan nanas hasil pertanian daerah lain. Boleh jadi nanas madu Belik apabila ditanam di daerah lain manisnya berkurang dan rasanya beda dengan yang ditanam ndi Belik. Mungkin karena faktor tanahnya, coba ditanyakan ke ahli tanah.
4. Dari produk pertanian maupun produk unggulan lain yang ada di Pemalang, nanas madu Belik ini memang sudah menasional. Bisa di cek, berapa ton tiap hari yang masuk ke kota kota besar di Indonesia khususnya di Jawa dan memang mempunyai brand Nanas Madu Belik. Kalau produk. Lainnya seperti. Mangga sudah dibajak oleh daerah lain, dan Melati pun sudah diaku oleh daerah lainnya.

Dari situlah mungkin sekali lagi mungkin karena alasan ini yang aku kemukakan Nanas Madu Belik suatu produk yang dibanggakan oleh pemkab dan masyarakat Pemalang Patuh mendapat kehormatan nangkring di alun-alun Kabupaten Pemalang.

Tentunya dengan mengangkat icon nanas inilah masyarakat Pemalang berjuang di jaman now untuk. Lebih maju dan setara dengan daerah lain yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun