Mohon tunggu...
sarkoro doso budiatmoko
sarkoro doso budiatmoko Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya sebagai oenikmat buku dan bacaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Percayalah, Kuncinya Nilai Tambah

25 Januari 2016   13:56 Diperbarui: 25 Januari 2016   13:56 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rasanya pun kita pantas disetarakan dengan orang Jepang.  Orang Jepang menjadi pekerja keras dalam hidupnya untuk menggapai apa yang mereka impikan. Segala apa yang akan membuat mereka menyerah itu tersingkir oleh tekad yang kuat.  Menurut mereka: ”Di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanya kurang bekerja keras”. 

Lalu apa yang harus ditambah?  Mengacu pada cerita tukang sayur dan pemungut daun di atas, mungkin sekali yang harus lebih diperhatikan adalah produktiftas.

Added value

Produktivitas dimengerti sebagai besarnya kemampuan menghasilkan nilai tambah atas sumberdaya input yang digunakan.   Tapi awas, jangan sampai keliru, produksi yang tinggi belum tentu karena peningkatan produktifitas.  Produksi dapat meningkat walaupun produktivitasnya tetap atau bahkan menurun.

Bagusnya, peningkatan produktivitas yang jauh lebih besar dicapai dengan pertambahan  sumberdaya yang relatif lebih kecil tetapi memperoleh nilai tambah yang berlipat.

Kalau Anda ingin contoh nyata, coba simak contoh simpel ini.  Menjual 1000 m3 log kayu apapun, nilainya harus jauh diatas dari biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh log kayu dalam jumlah yang sama.

Mengolah 1000 m3 log kayu jati dalam industri kayu, nilai penjualan hasil industrinya harus berlipat ganda dibanding nilai penjualan log kayu jati dalam jumlah yang sama.  Mengolah lanjutan 1000 ton godorukem dan terpentin melalui proses industri kimia menjadi produk turunannya (apapun bentuknya) nilai penjualan hasil industrinya harus berlipat ganda dibanding nilai penjualan gondorukem dan terpentin dalam jumlah yang sama. 

Mengelola 1000 hektar kebun seedlak, mengurus 1000 hektar tanaman kayu putih menjadi minyak kayu putih, mengelola 1000 ekor ulat sutra, semua hasilnya harus bernilai jual dan hasil jual tinggi sehingga mampu memberi sumbangan penghasilan bagi perusahan berlipat ganda. 

Dalam kalimat “besar” Perhutani yang diserahi hutan negara seluas 2,4 juta hektar, harus mampu mengelolanya sehingga mampu memberi manfaat yang berlipat bagi semua pemangku kepentingan.

Demikian juga saya dan Anda sebagai karyawan yang digaji Perusahaan.  Harus mampu mengolah diri kita sendiri, sesuai posisi dan porsi kita, agar mampu berkontribusi melipatgandakan penghasilan Perusahaan.  Sekali lagi bagi Perusahaan, bukan bagi Anda sendiri.   Penghasilan Perusahaan meningkat, pada saatnya akan meningkatkan penghasilan Anda juga.

Hanya dengan begitulah kita bisa kembali berjaya.  Percayalah.

Sarkoro Doso Budiatmoko, ditulis di Semarang, Oktober 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun