Mohon tunggu...
Sari Oktafiana
Sari Oktafiana Mohon Tunggu... Guru - A mother of five kids who loves learning

Living in the earth with reason, vision, and missions...but I can't make everybody happy.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Di Telapak Kaki Ibu terdapat Surga

21 Agustus 2011   01:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:36 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ibu dan Ibu...siapa pun yang menjadi ibu dan bagaimana pun seorang perempuan yang menjadi ibu anda! Dialah perempuan yang meregang nyawa dengan kesakitan yang amat sangat ketika melahirkan anda. Dalam sebuah sajak yang sangat saya kagumi dari Ws. Rendra yang berjudul Sajak Ibunda Sajak Ibunda WS Rendra Mengenangkan ibu adalah mengenang buah-buahan. Istri adalah makanan utama. Pacar adalah lauk pauk. Dan Ibu adalah pelengkap sempurna. Kenduri besar kehidupan. Wajahnya adalah langit senjakala : keagungan hari yang telah merampungkan tugasnya. Suaranya menjadi gema dari bisikan hati nuraniku. Mengingat ibu, aku melihat janji baik kehidupan. Mendengar suara ibu, aku percaya akan kebaikan hati manusia. Melihat foto ibu, Aku mewarisi naluri kejadian alam semesta. Berbicara dengan kamu, saudara-saudaraku, aku pun ingat bahwa kamu juga punya ibu. Aku jabat tanganmu, aku peluk kamu di dalam persahabatan. Kita tidak ingin saling menyakitkan hati, agar kita kita tidak saling menghina ibu kita masing-masing yang selalu, bagai bumi, air dan langit, membela kita dengan kewajaran. Maling punya ibu. Pembunuh punya ibu. Demikian pula koruptor, tiran, facist, wartawan amplop, dan anggota parlemen yang dibeli, mereka pun juga punya ibu. Macam manakah ibu mereka? Apakah ibu mereka bukan merpati di langit jiwa? Apakah ibu mereka bukan pintu kepada alam? Ibu, kini aku mengerti nilaimu. Kamu adalah tugu kehidupanku, yang tidak dibikin-bikin dan hambar seperti Monas dan Taman Mini. Kamu adalah Indonesia raya. Kamu adalah hujan yang kulihat di desa. Kamu adalah hutan di sekitar telaga. Kamu adalah teratai kedamaian samadhi. Kamu adalah kidung rakyat jelata. Kamu adalah kiblat hati nurani di dalam kelakuanku. Saya sangat mengagumi sajak ini. Berusaha memahami dalam konteks ketika teks ini ditulis oleh Ws. Rendra..Ibu adalah perempuan yang pastinya bersahaja dalam memperjuangkan putra-putrinya ( Bila terdapat ibu yang telah membuang anaknya bukan berarti mereka tidak sayang tetapi karena ada suatu kondisi dan situasi yang tidak  sanggup dia lampaui sehingga harus berbuat "keji" terhadap anaknya). Ibu adalah perempuan yang telah mengandung benih dari mereka yang berjenis kelamin laki-laki yang tidak selesai dan terus bertumbuh.. dalam rahim janin secara tidak langsung akan berkomunikasi dengan ibu yang mengandungnya. Sehingga kebahagiaan seorang ibu akan sangat mempengaruhi seperti apa psikologis bayi yang akan dilahirkannya kelak. Saya seorang ibu dan saya mempunyai ibu..ibu kandung dan ibu mertua tentunya. Saya menyayangi mereka dan berusaha memahami setiap tindakan yang mereka lakukan atas saya. Kalau pun dalam beberapa hal kami berbeda itu pun terjadi karena kami memiliki keterikatan emosi yang sangat kuat sehingga kami saling mengingatkan tentang beberapa hal. Dalam ajaran yang pernah saya pelajari terdapat pernyataan yang mengatakan "surga berada di kaki ibu" dan bahkan Rosululloh SAW pernah bersabda siapa yang pertama kali harus kita hormati adalah ibu. ,.mengapa di telapak kaki ibu terdapat surga? Saya ingin menafsirkannya secara ringan saja... Bukankah kita demikian sangat bahagia bertemu dengan ibu kita? Bukankah kita sedemikian merindukan ibu kita bila seharian ditinggal pergi? Bukankah paling mendamaikan ketika kita resah kita peluk ibu kita? Bukankah ibu adalah orang yang paling hidup dalam hati kita?? Dan masih banyak lagi... Ibu..ibu..aku percaya pada doa dan restumu adalah pintu untuk membuka surga. Aku mencintaimu. Untuk ibuku yang kurindukan yang berada pada selatan daerah Jawa Timur. I am going to call you mom using My Simpati Telkomsel to listen your voices to break my missing...here my story with my telkomsel ramadhanku.. Sari Oktafiana. sumber gambar: http://www.tropicpost.com/wp-content/uploads/2010/08/phone-cartoon.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun