Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Orangtua Harus Siap Mendidik Anak di Era Digital

27 Februari 2020   20:50 Diperbarui: 28 Februari 2020   17:02 3109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendidik anak di era digital (Sumber: familyapp.com)

Lihat toko fisik telah beralih menjadi market place online (Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan lain-lain). Ojek dan taksi konvensional beralih menjadi ojek online (Gojek, Grab,Uber, dan lain-lain). Sekolah pun harus beranjak dari bangunan tertutup ke tempat terbuka. Guru harus beralih fungsi dari pemberi informasi menjadi fasilitator. Siswa dari belajar pasif di kelas menjadi aktif belajar dimana saja. Belajar dahulu menggunakan buku teks, sekarang bisa belajar menggunakan apa saja.

Orangtua harus menyadari itu. Maka sebenarnya tantangan ke depan untuk anak lebih besar dengan perubahan-perubahan yang begitu cepat.

Ke depannya anak-anak membutuhkan kemampuan untuk memecahkan masalah (complex problem solving), kemampuan untuk berkoordinasi (social skill), kemampuan untuk aktif mendengar, aktif berbicara efektif dan efisien, memiliki logika berfikir yang bagus, kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, dan kemampuan untuk terus mengasah kreativitas.

Oleh sebab itu, maka orangtua harus mampu untuk membekali anak-anak mereka agar tidak tertinggal dan mampu berkompetisi dalam hidupnya.

Berdasarkan hasil diskusi yang saya ikuti di grup telegram "Komunitas Orangtua Penggerak Merdeka Belajar", berikut saya rangkum hal-hal yang perlu dilakukan orangtua untuk membekali anak-anaknya.

1) Membekali pengetahuan agama sejak dini
Entah perubahan-perubahan apa yang akan terjadi selanjutnya, membekali anak pengetahuan sejak dini adalah yang utama. 

Pengajaran tentang kewajiban-kewajiban sebagai pemeluk agama seperti tidak meninggalkan sholat jika muslim, dan penanaman moral adalah yang utama. Karena sesibuk apapun mereka kelak, sesulit apapun, seluarbiasa apapun jalan hidup yang akan mereka alami, tetap beribadah dan berlaku terpuji, serta selalu bersyukur tidak boleh ditinggalkan. Jadilah orangtua yang bisa menjadi teladan dan guru bagi mereka.

2) Menanamkan pola pikir yang kritis dan tetap santun
Mengajarkan pola berfikir yang kritis dan tetap santun adalah penting untuk mereka. Pola berfikir yang kritis bisa dilakukan dengan cara mengarahkan penggunaan teknologi informasi kepada konten-konten yang bermanfaat. Bantu mereka untuk bisa memfilter situs yang bermanfaat, dan ajaklah mereka untuk berdiskusi tentang konten yang mereka tonton atau baca. Dampingi dan ikutlah menonton atau membaca informasi yang mereka dapatkan.

Ajarkan pada anak untuk berlaku santun di media sosial. Mendidik mereka untuk menghargai privasi orang lain di media sosial, tidak berkomentar negatif, dan tidak terlalu terbuka di instastory atau status. Karena tidak semua hal terjadi harus diketahui orang lain, tidak semua orang harus tahu berita menyedihkan dari kita, ataupun kabar bahagia. 

Pahamkan kepada anak bahwa bisa jadi saat kita bahagia, orang-orang yang melihat postingan kita sedang sedih dan mungkin bisa menambah kesedihan mereka atau bisa menyakiti mereka. Pun saat kita sedang sedih, belum tentu orang-orang yang melihat akan peduli, bisa jadi mereka senang dengan kesedihan kita. Jadi bersikap biasa-biasa saja di media sosial mungkin lebih baik.

3) Memfasilitasi kemampuan anak untuk berkreativitas
Bantulah anak untuk menggali potensinya dan dukunglah dia. Sekecil apapun atau sesepele apapu hal-hal yang dia lakukan, tetap dukung dan bantu mereka mengembangkan potensinya tersebut. Karena kita tidak pernah tahu kesuksesan seperti apa yang akan mereka dapatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun