Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Kim Ji-Young, Born 1982" tentang Problematika Perempuan

11 Desember 2019   01:48 Diperbarui: 11 Desember 2019   12:09 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cdn-image.bisnis.com

Tentang memilih menjadi ibu rumah tangga atau karir ini juga dialami oleh ibu Kim Ji-Young. Dimana ibu Kim Ji-Young harus rela tidak meneruskan ke perguruan tinggi demi membiayai adik-adiknya sekolah. Ia pun memutuskan bekerja di pabrik dan mengubur cita-citanya menjadi guru.

Hal demikian pun terjadi di kehidupan kita, dimana ketika kita bersekolah dulu, ketika ditanya tentang cita-cita kita selalu menjawab cita-cita dengan pekerjaan yang umum dikenal banyak orang, seperti ingin menjadi dokter, guru, polisi, pramugari, pilot, dan lain-lain. Tetapi ternyata terkadang kehidupan tidak seperti yang diinginkan. Setelah dewasa sebagian dari kita bekerja dengan bentuk pekerjaan yang tidak umum dikenal banyak orang, dan sulit dimengerti oleh orang lain, terlebih para tetangga di desa.

Pada akhirnya dengan seiring pengalaman-pengalaman yang kita memiliki, kita paham bahwa cita-cita itu bukan sekedar profesi. Cita-cita itu lebih besar, lebih dalam, lebih dari sekedar profesi. Profesi hanyalah alat untuk mencapai cita-cita. 

Seiring berjalannya waktu, kita pun akan paham bahwa kita tidak perlu menjelaskan cita-cita kita kepada orang lain, karena tidak semua orang akan mengerti dan paham dengan cita-cita yang dimaksud. Untuk apa sibuk menjelaskan kepada orang lain? Lebih baik sibukkan diri untuk mewujudkan perjalanan menuju cita-cita itu.

Lalu apa difikir seorang ibu rumah tangga tidak punya cita-cita? Tentu punya, semua orang berhak memiliki cita-cita. Maka entah berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, setiap orang layak, bahkan harus memiliki cita-cita.

2) Tuntutan dari Ibu Mertua

Di dalam kehidupan berumah tangga, konflik terkadang muncul bukan dari pihak suami dan istri, tetapi dari pihak istri dan ibu mertua, atau suami dan ibu mertua. Banyak kasus terjadi rumah tangga hancur karena pihak ke tiga yaitu ibu mertua.

Ibu Mertua Kim JI-Young digambarkan sebagai ibu yang sangat menyayangi anaknya, ingin sekali dikunjungi anaknya ketika libur, tidak bisa memahami kebahagiaan anaknya, sangat mengkhawatirkan anaknya, dan ingin melihat anaknya berkarir dan berprestasi tanpa ada penghalang. Secara singkat menurut saya ibu Jung Dae Hyeon adalah orang yang egois. Demi mengkhawatirkan anaknya, ia pun tidak bisa menjaga rahasia penyakit yang diderita Kim Ji-Young.

Mertua yang semacam itu banyak di lingkungan kita. Terlalu menuntut, dan tidak mau jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada anaknya. Maka, istri akan menjadi pihak yang dipersalahkan jika terjadi sesuatu pada anaknya. Meskipun seorang mertua juga perempuan, dan juga seorang istri dari seorang suami, seorang menantu dari mertuanya, tapi mereka juga tidak bisa memahami posisi menantunya sendiri. Lebih mengutamakan perasaan dibandingkan logika. Jadi meski ada persamaan status pun, ia sulit untuk mengerti sebuah posisi.

Ketika Kim Ji-Young mengatakan ia akan bekerja lagi, dan Jung Dae Hyeon akan mengambil cuti melahirkan selama satu tahun, ibu Jung Dae Hyeon langsung tidak setuju, ia menganggap gaji Kim Ji-Young tidak akan cukup menghidupi keluarga kecil mereka, karir anaknya akan terganggu, dan akhirnya membuka rahasia bahwa Kim Ji-Young memiliki penyakit.

Maka ketika sudah menikah, hubungan antara menantu dan mertua penting sekali untuk di jaga. Ketika kita menikah dengan pasangan kita, maka kitapun harus menerima keluarga besar pasangan kita, menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada padanya. Demikian pula pada mertua. Ia juga harus menganggap menantunya seperti anaknya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun