Mohon tunggu...
Lipur_Sarie
Lipur_Sarie Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Indonesia adalah potongan surga yang dikirimkan Sang Pencipta untuk rakyatnya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sungguh Sayang Seribu Kali Sayang

12 Mei 2015   11:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:08 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat siang Kompasianers... lama tidak menyapa. Kangen rasanya. Apa kabar ?

Sabtu kemarin, saya ke UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta). Ada perlu. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 wib. Dasar pagi belum sarapan, perut langsung memberi kode saja. Akhirnya saya mampir makan di salah satu rumah makan di daerah Purwosari. Nasi gudeg telur, kerupuk + jeruk hanga.  Suami : nasi sayur tumpang + es teh manis, sedang anak saya nasi ayam goreng, bakmi goreng, kerupuk + es teh manis. Anak saya memilih tempat dibelakang, dekat kolam. Lebih asik katanya. Makan sambil mendengarkan gemericik air.

Makan belum selesai, suara adzan Dhuhur sudah terdengar. "Setelah ini langsung sholat saja," kata suami. Begitu selesai makan, kamipun segera mengambil air wudhu dan sholat di mushola rumah makan tersebut. Saya pun mengambil mukena yang berada paling atas di rak mushola tersebut. Sedang sajadah sudah diambilkan anak saya. Mukena yang saya ambil model atas bawah. Setelah saya memakai yang bawah, giliran mau memakai yang atas, gak sampai hati saya. Mukena itu sangat kotor (berwarna hitam) dan berbau. Akhirnya tidak saya pakai, kebetulan hijab yang saya pakai saat itu besar, semoga tidak menjadi masalah. Nah...giliran sujud, ternyata sajadahnya pun  aromanya sangat tidak enak. Tidak berhenti di situ saja. Lantainya juga tidak bersih. Tampak terlihat sarang laba-laba. Selain itu mushola tersebut juga untuk menyimpan tape recorder rusak dan sangat berdebu.

Rumah makan yang sudah terkenal kelezatan menu-menunya, pelayan yang ramah, banyak tamu yang datang dan tempat makan yang bersih dan nyaman. Saya percaya omsetnya juga tidak sedikit. Apa sih susahnya kalau me-laundry mukena dan sajadah 2 minggu sekali ? Atau membersihkan lantai dan memberinya pengharum ruangan ? Supaya tamu-tamu yang makan disitu tidak hanya dimanjakan oleh kelezatan menunya, tapi dari sisi religi (ibadah vetikalnya) juga. Sehingga "penyajian " rumah makan tersebut benar-benar lengkap.

Salam....

#hanyacurahanhatiseoranghamba#

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun