Mohon tunggu...
sari murti anjeli
sari murti anjeli Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hallo saya Sari Murti, saat ini saya seorang mahasiswa pendidikan masyarakat di Universitas Sriwijaya. Keseharian saya selain kuliah saya suka menulis, membaca dan memasak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal dan Membentuk Karakter pada Manusia

8 Desember 2024   23:45 Diperbarui: 8 Desember 2024   23:46 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

18 aspek ini hanya sebagai daftar rujukan para pendidik di setiap Daerah. Inilah karena adanya keberagaman di negara kita. Pendidikan karakter pada satuan pendidikan telah teridentifikasi 18 Nilai yang besumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan Pendidikan nasional. 

Pendidikan karakter memiliki peran penting dalam membentuk manusia yang utuh, yaitu individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga bijaksana dalam bersikap dan berperilaku. Karakter yang kuat adalah dasar dari kehidupan manusia, menentukan bagaimana seseorang berinteraksi dengan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Dalam era modern yang sering kali lebih menekankan aspek akademik dan materialisme, pendidikan karakter menjadi kebutuhan mendesak agar manusia tetap memiliki nilai-nilai moral yang kokoh. 

Pendidikan karakter membantu manusia memahami nilai-nilai fundamental seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, dan kerja keras. Nilai-nilai ini menjadi pedoman dalam menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan. Misalnya, seseorang yang memiliki karakter jujur akan cenderung bertindak adil, bahkan ketika dihadapkan pada godaan atau tekanan. Begitu pula, individu yang memiliki rasa tanggung jawab akan menjalankan perannya di masyarakat dengan penuh dedikasi, tanpa perlu diawasi. 

Manusia tanpa pendidikan karakter dapat kehilangan arah dan tujuan hidup. Hal ini terlihat dalam berbagai permasalahan sosial, seperti meningkatnya kasus kejahatan, korupsi, dan hilangnya rasa solidaritas di masyarakat. Fenomena ini menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk menciptakan manusia yang baik dan bermartabat. Justru karakterlah yang menjadi penentu kualitas manusia, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. 

Pendidikan karakter juga relevan dalam mempersiapkan manusia menghadapi tantangan global. Di tengah dunia yang semakin kompetitif, manusia yang memiliki karakter kuat akan mampu bertahan dan beradaptasi tanpa kehilangan jati dirinya. Mereka tidak hanya mengejar kesuksesan pribadi, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Misalnya, pemimpin yang memiliki integritas dan empati dapat mengambil keputusan yang membawa dampak positif bagi banyak orang. 

Untuk mewujudkan hal ini, pendidikan karakter harus dimulai sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Orang tua berperan sebagai pendidik pertama dalam mengenalkan nilai-nilai luhur, sedangkan sekolah bertanggung jawab untuk memperkuatnya melalui berbagai kegiatan yang mengajarkan moralitas dan etika. Selain itu, masyarakat juga harus menjadi ekosistem yang mendukung pembentukan karakter, di mana nilai-nilai positif dihargai dan diterapkan secara konsisten. 

Dengan demikian, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek "pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga "merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun