Bagaimana seorang ibu mengasuh anaknya akan sangat terpengaruh dengan kebiasaan bagaimana dia diasuh dahulu saat kecil.
Setuju dengan pendapat di atas?
Meskipun tidak seratus persen setuju semua bisa diadaptasi, tetapi saya menyakini hal itu sangat benar. Role model saya adalah ibu sendiri dalam mengasuh anak-anak. Inginnya sih bisa sama sabar, tenang, dan tekunnya, tetapi saya paham bahwa saya orang berbeda dengan ibu.Â
Selain itu, saya pun menikah dengan orang yang bukan Ayah. Jadi, sudah barang tentu anak kami akan sangat berbeda.
Anak juga diasuh sesuai zamannya. Meski saya menolak sekuat hati suatu kemajuan zaman, nyatanya anak hidup di masa sendiri. Contohnya yang terjadi sekarang pandemi. Sudah lebih dari setahun anak-anak belajar dan suami bekerja dari rumah. Ada saat kehadiran mereka recok buat saya.Â
Ujung-ujungnya saya kompromi dengan keadaan harus punya aktivitas sendiri yang menyenangkan hati. Mengupayakan diri waras supaya nanti bisa berperan tetap prima di rumah.
Kemajuan zaman yang ingin saya tolak adalah penggunaan gadget pada anak usia dini. Sudah banyak literasi dan contoh yang menyatakan itu tak baik bagi anak.Â
Namun, nyatanya penggunaannya di rumah tidak bisa ideal. Keadaan sulit terjadi karena benda yang sebelumnya dilarang justru sekarang adalah yang paling membantu belajar. Penggunaan gadget yang dulu hanya di akhir pekan, sekarang harus diatur per jam.Â
Bahkan, saat mendampingi mereka belajar pun pada akhirnya bisa lebih mudah dengan ponsel dalam genggaman, baik untuk komunikasi dengan guru sekolah atau mencari informasi berlayar di internet. Beda banget kan dengan bagaimana dulu ibu saya menemani belajar dengan modal buku bacaan yang banyak.Â
Kalau zaman saya dulu, reward setelah belajar adalah nonton televisi, yang pun terbatas karena iklan banyak atau tak banyak siaran hiburan. Kini, berubah ragam jadi main game online, via laptop atau ponsel, dan tayangan televisi pra-bayar atau Youtube. Rasanya justru tak ada habis hiburan anak masa kini.