Mohon tunggu...
Sari Musdar
Sari Musdar Mohon Tunggu... -

Penulis buku travel dan novel best seller 'Cinderella In Paris. Praktisi Manajemen SDM yang juga Trainer Google Certified untuk Digital Marketing. Saat ini Training Specialist di Market Place untuk pariwisata Motto : Melalui teknologi memberikan dampak bagi komunitas dengan pemberdayaan. about.me/sarimusdar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Novela dan Orang Papua Gunung yang Saya Kenal

14 Agustus 2014   17:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:34 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia



Selain Maria Kemong, Jojo masuk dalam daftar orang-orang Papua yang aku kagumi semangat hidupnya.

Nah suatu saat aku iseng ngobrol dengan dia di teras kantor saat dia sedang bakar, istilah di sini untuk merokok, sambil memandang kabut yang mulai menutupi gunung-gunung raksasa di depan kami.

Aku : Pace, ko pu rumah di manakah?
Jojo : Ah dekat itu Mace, di Paniai, di balik gunung itu (Jojo menunjuk gunung tepat di belakang gunung yang ada di depan kantor kami).
Aku : Oh dekat itu, cuma beberapa jam ya?
Jojo : Oh tidak Ade ! Dari Timika mesti jalan naik turun bukit dan masuk hutan 2 hari 2 malam, Mace!
Aku : (takjub) hah? gunung yang itu kan? *mencoba memastikan*
Jojo : Ko pikir gunung di Papua kecil-kecil seperti di Pulau Jawa.
Jojo tersenyum dengan gaya khasnya.



Aku : Bener kan gunung yang itu Pace? (sambil menunjuk satu gunung yang tepat berada di belakang gunung di hadapan kantor kami) *masih tetap berusaha memastikan, maklum aku ini tipikal orang yang belum puas kalau belum dapat jawaban yang jelas dari keingintahuanku*


Jojo : ah, bukan, ko salah! Itu, satu lagi di belakang gunung itu!

Aku mulai pusing, tadi dia bilang gunung yang tepat di belakang gunung depan kantor kami, dan di Amolepura banyak sekali gunung-gunung batu raksasa.  Setiap pulang kantor atau berangkat, aku gagal menghitung jumlah gunung yang mengerubungi Site tempat kami bekerja.

Aku : (dari pada pusing, lebih baik aku mengakhiri percakapan tentang lokasi rumah dia) Ah Pace, kalau begitu lebih cepat sa sampai ke rumah di Jakarta ya, cuma 6 jam dengan pesawat dari Timika :-)

Jojo : itu sudah!
Jojo tertawa terpingkal-pingkal.

Entah mengapa tiba-tiba di telingaku berdengung OST karton Jepang yang sangat familiar, "Mendaki gunung turuni lembah...." (OST komik Jepang) tidak kuat membayangkan perjalanan teman saya Jojo setiap pulang cuti dan balik ke kantor dari Paniai. Kemarin saja saat kami berjalan-jalan ke air terjun dengan jarak kurang dari 1 km dari barakku, kaki ini terasa kaku seperti kayu. Pahaku pegal-pegal dan baru kembali normal 1 minggu kemudian, setelah kaki dipijat dengan krem khusus.




Ah seandainya anak kota mengenal Jojo, pastilah malu karena terlalu manja.

Suatu sore ada kolega kami yang tidak berhenti mengeluh karena bis karyawan jadwal yang biasa dia pakai tidak beroperasi, dia terus-terusan mengeluh harus berjalan kaki ke terminal bis "Kerinduan" yang berjarak 200 meter dari halte biasa dia menunggu bis oranye. Kami semua pura-pura tidak mendengar karena sudah dalam tahap bosan tinigkat dewa, sudah 3 bulan ada di Site, orang-orang sini bilang sudah "kayu". Jojo tiba-tiba menghardik Dewa, "Pace, bisa diam kah? Dari tadi ko mengeluh saja trada bersyukur! Sa punya cerita lebih menyedihkan, sa kembali cuti harus jalan berkilo-kilo meter mendaki bukit!" Dewa nampak kaget, tidak biasanya Jojo yang manis, ceria dan lucu bisa marah seperti itu, rasanya kami semua ingin bertepuk tangan, mungkin itu saat jlebnya Dewa.


Catatan
1. Meno : panggilan untuk orang Papua asli di suatu tempat
2. Oyame  : panggilan untuk pendatang (bisa pula untuk suku Papua yang tinggal di daerah suku Papua lain)
3. sa : saya
4. pu : punya
5 tong : kita
6. Pace : panggilan untuk laki-laki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun