Mohon tunggu...
Sarah Tri Agustin
Sarah Tri Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiwi yang sedang keluar dari zona nyaman

-- writing is serenity --

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ada Apa dengan Indonesia Saat Ini?

18 Juli 2021   09:57 Diperbarui: 18 Juli 2021   10:04 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah kalian sudah mengetahui tentang masalah yang sedang marak diperbincangkan saat ini? 

'King of Lip Service' julukan yang diberikan BEM UI pada Presiden Jokowi di akun Twitter BEM UI pada hari Sabtu pukul 18.00 WIB. Tepat pada hari Minggu, rektorat UI mengadakan pemanggilan secara khusus kepada pengurus BEM dan pada hari yang sama terjadi peretasan terhadap ponsel para pengurus BEM. Kemungkinan dari pemanggilan pengurus BEM UI oleh rektor ini bertujuan untuk menindak lanjuti permasalahan yang sudah terjadi, tetapi yang sangat disayangkan ini seperti boomerang yang dibuat sendiri. Mengapa demikian? Ternyata oh ternyata rektor UI tersebut telah rangkap jabatan sebagai rektor dan juga wakil komisaris utama di BRI yang secara langsung telah melanggar statuta UI yang tertera pada isi pasal no 35 statuta UI. Apakah kalian ngeh akan sesuatu? Mengapa rektor UI sangat sensitif dengan isu yang berhubungan dengan penguasa (pejabat)?

Rocky Gendrung dalam status twitternya , "UI itu Universitas Indonesia, bukan Universitas (milik) Istana. Istana kekurangan IQ karena beliau gagal merevisi otak," jelas dia. Begitu pula dengan Faisal Basri yang setuju dengan kejadian ini, ia mendukung para mahasiswa karena pantas jika mereka lelah dengan Indonesia yang semakin hari semakin tidak beraturan. 

Sedangkan Ade Armando malah menuduh jika mereka masuk UI hasil nyogok, bisa kita cerna bahwa dari perkataan tersebut ia tidak sengaja memberi tahukan kepada khalayak ramai bahwa di UI terdapat jalur nyogok-menyogok. Tanda-tanda pemimpin yang otoriter adalah jika kita mengkritik sesuatu dianggap hinaan dan suatu kelakuan yang amat jelek dimata mereka. 

Mungkin penyebab mengapa BEM UI dipanggil oleh rektor karena penyampaian kritik mereka yang sedikit tidak sopan dengan cara yang seperti mencemooh Presiden. Memang boleh kita sebagai rakyat Indonesia mengkritik-kepemerintahan negri ini, tetapi harus dengan sopan santun dan etika yang baik, apalagi kita mengkritik Presiden yang menjadi penanggung jawab terhadap negri ini.

Pernah ada statement dari Presiden Jokowi bahwa beliau meminta masyarakatnya lebih aktif dalam mengkritik dan memberi masukan kepemerintahan di Negri ini, tetapi malah yang terjadi setelahnya sang pengeritik ditangkap polisi, dituduh menjadi tersangka. Jadi maksud dari memberi kritik dan masukan yang diinginkan Pemerintah itu yang seperti apa? Ataukah hanya ingin dipuji terus-terusan tanpa jeda? Atau hanya sekedar candaan agar masyarakat Indonesia memilihnya?

Lalu ada apa dengan KPK saat ini? Apakah sudah beralih menjadi Komisi Pelindung Koruptor? Ada 75 pegawai KPK dinonaktifkan dengan dalih tidak lulus tes Kebangsaan. Padahal mereka sedang mengatasi kasus korupsi besar seperti dana bansos, IKTP, yang lebih anehnya lagi ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada pegawai wanita dan tidak memiliki korelasi terhadap wawasan kebangsaan, seperti 'Apakah ingin menjadi istri kedua? Melepas hijab atau tidak? Pacaran ngapain aja?' pertanyaan seperti ini sudah ranah privasi para pegawai wanita yang seharusnya tidak dipertanyakan pada saat tes Kebangsaan. Lalu ada pula yang mereka disuruh memilih antara Al-Quran atau Pancasila, Indonesia masih Negara beragama bukan? Lalu kenapa ada pertanyaan seperti itu? 

Pancasila dan Al- Quran bukanlah suatu hal yang harus dipilih salah satu di antara keduanya, karena Al- Qur'an adalah pedoman hidup bagi umat Muslim dan Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia. Di mana keduanya tidak bisa dipilih atau dipisahkan dari jati diri seorang bangsa Indonesia yang beragama Muslim. Kitab suci suatu agama dan ideologi suatu negara tidak akan bisa dipisahkan dari pribadinya dan jati diri seorang bangsa, terutama bangsa Indonesia, bangsa yang bermoral dan beragama. 

Jadi pertanyaan tidak bermoral seperti itu sudah sepantasnya tidak dilayangkan pada saat tes wawasan kebangsaan. Pertanyaan mengenai agama dan ideologi bukanlah lelucon yang bisa dilayangkan begitu saja. Ingat, Indonesia adalah negara yang mewajibkan masyarakatnya untuk beragama. 

Ada lagi baru-baru ini demo yang datang dari mahasiswa Aliansi Universitas Muhammadiyah Satu Makassar. Dalam aksinya, mahasiswa membawa beberapa tuntutan dengan isu utama "Jokowi Ma'ruf Gagal Total," mereka juga membawa kain bertuliskan tuntutan agar Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin untuk turun dari jabatannya. Hal itu sempat menjadi trending topik di Twitter dengan hastag BapakPresidenMenyerahlah.

Mahasiswa juga membagikan kertas berisi pernyataan sikap. Dalam pernyataan sikapnya, mahasiswa menilai bahwa selama kepemimpinan Jokowi terjadi proses deregulasi peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan semangat dan cita-cita negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun