Mohon tunggu...
Sara Neyrhiza
Sara Neyrhiza Mohon Tunggu... Dosen - www.saraneyrhiza.com

My Blog : www.neyrhiza.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Asuransi Pendidikan Syariah, Agar Anak Dapat Sekolah

29 Oktober 2017   00:15 Diperbarui: 29 Oktober 2017   01:25 3576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict : edufinance.com

Tahun ini, saya sudah memasukkan anak saya yang berumur 3 tahun ke Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sebelum menemukan sekolah yang sesuai, saya melakukan survey ke berbagi sekolah di Kota Solo. Mungkin ada sekitar 5 sekolah yang saya datangi. Sengaja meninjau lokasi untuk melihat berbagai fasilitas dan sistem pengajaran yang diberikan.

Ternyata dalam proses mencari informasi tersebut, saya dibuat kaget oleh 3 sekolah diantaranya. Bagaiaman tidak, untuk memasukkan anak ke PAUD, orang tua dikenai uang pangkal atau istilah lainnya uang gedung atau uang pembangunan antara 7 hingga 10 juta.

Biaya tersebut, diluar biaya buku, fasilitas dan SPP bulanan. Untuk SPP bulanan saja  kurang lebih 500 ribu rupiah. Belum ditambah biaya makan dan snack. Serta biaya daycare, jika orang tua menginginkan anak di sekolah hingga sore hari. Praktis, per bulan akan ada dana paling tidak 1 juta rupiah, untuk menyekolahkan anak ke PAUD.

Apakah biaya tersebut besar? Ya, bagi saya nominal tersebut tidak sedikit. Saya tidak membayangkan bahwa biaya PAUD sebegitu mahalnya. Biaya tersebut sama dengan biaya per semester  ketika saya mengambil S1 di tahun 2008.

Biaya Pendidikan Semakin Tinggi

Apakah memang kenaikan biaya pendidikan begitu tinggi? Lantas berapa juta atau belas juta rupiah yang harus kami bayar ketika anak kuliah nanti?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata kenaikan biaya pendidikan mencapai 10 persen per tahun. Begitu pula dengan data lembaga ZAP Finance yang menyatakan biaya pendidikan di Indonesia kisaran peningkatannya bisa mencapai 20 persen per tahun.

Salah satu yang menjadi keprihatinan adalah, biaya pendidikan yang tinggi tidak berbanding lurus dengan kenaikan penghasilan orang tua yang bekerja.  Survei Kelly Services Indonesia mencatat rata-rata kenaikan gaji pegawai di Indonesia pada 2016 hanya sebesar 7-10 persen.

Melihat kenyataan ini, berbagai kekhawatiran berkecamuk dalam benak saya sebagai orang tua. Apakah saya dan suami mampu menyekolahkan anak hingga pendidikan tinggi? Belum lagi, siapa yang menjamin kami berdua sebagai orang tua akan selalu sehat sentosa dan kuat dalam bekerja mencari uang?

Pengalaman mencari PAUD yang tepat bagi anak, bukan hanya berdasarkan kurikulum pendidikan saja tetapi juga masalah pembiayaan, akhirnya membuka kesadaran kami. Saya dan suami mencoba mencari solusi bagaimana merencanakan pembiayaan pendidikan untuk anak mulai dari sekarang.

Pict :cermati.com
Pict :cermati.com
Sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan manajemen keuangan, tentu ada beberapa hal yang perlu perhatiakan, antara lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun