Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen Tutor

Menuang Ide, Merangkai Rasa, Merawat Jiwa ✨

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Viral Pacu Jalur dan Aura Farming: Momentum Budaya Penggerak Ekonomi Kuantan Singingi

7 Juli 2025   21:53 Diperbarui: 7 Juli 2025   22:38 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wonderfulimages.kemenparekraf.go.id

Baru-baru ini jagat sosial media dunia dihebohkan dengan aksi ikonik dari seorang anak di ujung perahu "Pacu Jalur" dalam acara festival tahunan, yang juga merupakan termasuk warisan budaya tak benda yang hidup dan berkembang di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

Banyak warganet di seluruh dunia yang merasa takjub akan kekompakan dari para pedayung perahu, namun semua mata tertuju pada seorang anak kecil yang beraksi di ujung perahu dan dianggap memberi kekuatan semangat pada perlombaan dayung tersebut.

Seolah menjadi sebuah ikon, banyak akun sosial media dari berbagai belahan dunia ramai-ramai yang mengunggah video momen-momen anak di ujung perahu tersebut dengan backsound musik berjudul "Young Black & Rich" karya Melly Mike yang juga turut ikut viral terkena imbasnya.

Istilah seperti "aura farming" juga disematkan pada momen ikonik Pacu Jalur tersebut. Sebuah kosakata kekinian di kalangan gen z dan gen alpha yang memiliki arti memancarkan aura karismatik bak tokoh utama di dalam sebuah cerita. 

Dengan gaya mencolok serta gerakan tubuhnya yang khas, banyak warganet yang melihat potongan video berbagai momen dari anak di ujung perahu tersebut seolah seperti memancarkan aura karismatik yang mengangumkan dan mampu membakar semangat para pendayung perahu di Pacu Jalur tersebut. 

Di balik viralitas digital yang terjadi saat ini, proyeksi multiplier effect positif pada perekonomian di Kabupaten Kuantan Singingi diprediksi akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2023 lalu saja terdapat setidaknya 1,7 juta wisatawan yang menyaksikan festival Pacu Jalur, dengan perputaran uang mencapai Rp 90,9 miliar.

Meskipun acara ini biasanya hanya digelar dalam singkat yaitu lima hari saja, namun dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar sangat luar biasa. Misalnya saja para pelaku UMKM yang berjualan di sekitar area festival Pacu Jalur ini bahkan dapat meraup omzet sekitar Rp 2 juta -- Rp 4 juta per harinya.

Tidak hanya itu, akamodasi seperti hotel, wisma, hingga homestay di sekitar wilayah Kuantan Singingi juga kebanjiran penyewa. Dengan harga mulai Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu per malam, ratusan akomodasi penginapan dipenuhi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara yang akan mengikuti acara festival Pacu Jalur tersebut.

Pada tahun 2024, pemerintah setempat juga meyakini bahwa penerimaan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari penyelenggaraan Pacu Jalur ini akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan mengusung tema "Pariwisata Maju, Ekonomi Bangkit, Masyarakat Sejahtera", festival Pacu Jalur membawa harapan dampak positif bagi pariwisata Riau, sekaligus mengangkat perekonomian masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi.

Dengan target total jumlah kunjungan sebesar 2 juta pengunjung, ditambah dengan potensi penerimaan dari sektor retribusi seperti retribusi kebersihan, pelayanan parkir, hingga pemakaian kekayaan daerah berupa pemakaian tanah pemerintah, proyeksi dampak positif terhadap penerimaan PAD dan perekonomian masyarakat lokal semakin terlihat jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun