Mohon tunggu...
saptadi.com nurfarid
saptadi.com nurfarid Mohon Tunggu... -

Lahir di kota kecil, tengah pulau Jawa bernama Ambarawa. Kota Ambarawa yang pluralis, ramah, dan menyimpan sejarah patriotis mengajarkan saya untuk menghargai hidup dari yang sederhana, berjuang dari mula, menggapai makna, tanpa lelah, dan berkawan dengan siapa saja. Terimakasih Ambarawa....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa "Aku"? Siapa "Kamu"?

18 Mei 2010   15:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:08 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan unsur-unsur dalam tubuh)mu seimbang,dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun (keseimbangan unsur-unsur dalam)tubuhmu."(Al Infithaar(82):7-8)

Tubuh kita sebenarnya ibarat sebuah mobil dan masing-masing diri kita adalah sopirnya. Tetapi apa sebenarnya sopir? Apakah sopir merupakan titik sentral dari segala mekanisme yang bekerja dalam sebuah mobil? Ternyata bukan. Dia barangkali hanya trigger utama sebuah mobil bekerja. Namun hampir semua Pak Sopir sedikit paham dengan rangkaian mekanisme yang bekerja dalam sebuah mobil. Pak Sopir mungkin, hanya melihat secara instan, taruhlah goal dari kesopirannya dengan melihat ban-nya berputar hingga mobil itu bisa berjalan. Unsur-unsur bagaimana menjadikan ban mobil berputar, tidak pernah detil menguras perhatiannya. Tentunya, untuk sekedar sadar, bahwa tidak mungkin ban itu berputar hanya sekedar dipicu dengan memutar kunci kontak, pasti pernah dipikirkan oleh Pak Sopir. Karena bagaimana pun sesaat ban-ban itu ogah berputar, sopir toh perlu membawanya ke bengkel untuk ditangani ahlinya.

Masing-masing diri kita jauh lebih GeEr daripada sopir. Kita menganggap setiap hari membawa mobil pribadi kita, serasa mengetahui benar, paham betul, segala yang berkaitan dengan tubuh kita. Bahkan, tubuh disadari sebagai hakikat diri kita "yang sebenarnya". Padahal jika mau tahu, tubuh kita, sebenarnya "benda asing" yang "ajaib" bagi diri kita sendiri.

Tidak sebenarnya paham rangkaian mekanisme yang ada dalam diri kita. Bahkan mereka bekerja tanpa kita perlu perintahkan, malah kita sadari pun tidak. Garis besar pengamatan kita hanya pada "penampilan luar" dan itu yang menyita perhatian kita kesehariannya. Itu juga yang memaksa masing-masing diri kita untuk terjebak dalam pengertian inilah "aku" sebenarnya.

Tubuh kita sebenarnya sangat menakjubkan. Sebagai mesin pengurai, hanya setiap sekian detik kita menarik nafas, rangkaian sistemik dan bermacam-macam mekanisme sudah langsung bekerja. Mesin yang canggih, karena dia tidak hanya "cerdas" mengurai dan mengambil unsur-unsur yang hanya dibutuhkan "unit-unit" lain dalam tubuh, tetapi juga melakukan proses "pembuangan" yang rapi.

Tubuh kita, juga pengolah bahan baku dengan angka efisiensi yang sangat tinggi. Setiap kita makan, tubuh memiliki kemampuan mencerna dengan tingkatan yang memadai. Tidak langsung menggunakan zat kimia karena itu bisa langsung tidak efektif dan efisien bekerja untuk bahan baku yang relatif masih kasar dan berukuran besar. Makanan akan masuk terlebih dahulu dalam sebuah mesin giling bertenaga jumbo untuk menghancurkan. Setelah memadai dia akan dikirimkan ke sebuah perncernaan yang lebih halus melalui dukungan zat-zat pengurai kimia. Ketika zat itu terurai, sisanya masuk dalam sebuah ruang pembusukan. Di situ sengaja dihidupkan dan dikembangbiakan berbagai jenis mikroba dan bakteri pembusuk, yang sebenarnya kala management tubuh terganggu, mikroba dan bakteri pembusuk ini bisa masuk - menembus tembok demarkasinya kemudian menyerang tubuh kita sendiri. Perlu anda catat, tubuh kita perlu untuk memelihara mesin pembunuhnya sendiri.

Tubuh kita punya system pertahanan yang memukau dan sangat sulit ditembus. Dia punya system pertahanan, apa pun yang masuk di tubuh kita awalnya dianggap sebagai tamu asing dan perlu dicurigai. System screening dan pemeriksaannya sangat detail dilakukan. Tidak melihat ukuran, jumlah, semua diperlakukan proporsional. Kalau tidak diijinkan langsung diekstradisi paksa, bahkan dilempar dengan kekuatan lontar 700km/jam melalui batuk dan bersin. Yang masuk melalui bahan makanan dan jalur-jalur yang lebih halus, akan langsung diserang dengan kekuatan kimiawi melalui sel-sel darah putih.

Yang sangat menarik, berbagai penyakit dahsyat yang bakal menyerang kehebatan tubuh kita, sebenarnya di tubuh kita sudah lebih dahulu menyimpan "obatnya". Obat itu sebenarnya dititipkan Allah dalam tubuh, dan kita perlu memancing untuk diproduksi secara alami oleh tubuh kita. Persoalannya kita selalu terlambat. Vaksinasi, dan terapi enzyme misalnya adalah upaya memberikan antisipasi dan kesembuhan atas serangan berbagai gangguan yang terjadi dalam tubuh kita. Virus asing dan lemah yang sengaja dimasukkan, hanya untuk mengupayakan tubuh kita membangun system kekebalan tubuh sebelum serangan yang sesungguhnya datang. Kesembuhan melalui Enzyme, sebenarnya adalah kesembuhan melalui zat-zat yang dihasilkan oleh tubuh kita sendiri secara alami.

Kita akan perhatikan. Tubuh kita punya management yang handal dan tidak ada kompromi. Sekali system pengawasannya "ada kompromi" dengan sangat cepat, tubuh kita akan rusak secara sistemik. Apa yang dihasilkan dan apa yang diolah harus presisi. Tidak lebih dan tidak kurang. Jika unsur-unsur yang dihasilkan, yang dimanage, atau yang yang dibuang tidak seimbang, tubuh kita akan langsung terganggu spontan.

Semua mekanisme di atas bekerja tanpa kita perintah atau kita yang manage. Padahal tubuh adalah sesuatu yang paling dekat dan sangat mungkin kita akui kepemilikannya. Saya bertanya kemudian siapa "kita" sebenarnya? Siapa "aku"? Siapa "kamu"?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun