Mohon tunggu...
Sapriyun S
Sapriyun S Mohon Tunggu... Guru - BIODATA SAPRIYUN,S.ST.Pi

BIODATA • NAMA : SAPRIYUN,S.ST.Pi. • TEMPAT/TANGGAL LAHIR : SINTANG,07 SEPTEMBER 1986

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jepang Lirik Lulusan Indonesia

31 Maret 2020   00:46 Diperbarui: 31 Maret 2020   00:52 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAKAL KE JEPANG: Para siswa yang lulus tes dan akan bekerja sambil belajar di Jepang berfoto bersama usai mengikuti seleksi di SMKN 2 Ketapang, kemarin (27/2).

Jadi Nelayan Berpendidikan di Negeri Sakura

KETAPANG -- Kurangnya minat orang Jepang menjadi nelayan membuat perusahaan di negeri matahari terbit tersebut mencari tenaga kerja dari Indonesia untuk bekerja menjadi nelayan di sana. Perusahaan-perusahaan dari Jepang pun melakukan perekrutan terhadap anak-anak muda Indonesia, khususnya yang berlatar belakang pelayaran.

Tidak hanya bekerja yang mendapatkan gaji besar, anak-anak muda Indonesia juga diberikan kesempatan untuk belajar tentang pelayaran di Jepang. Mulai dari alat yang digunakan, hingga bagaimana cara mengoperasikan dan menangkap ikan. Salah satunya yang dilakukan oleh perusahaan Tee Kay Corporation, Tokyo, Jepang.

Senin (27/2) lalu, puluhan siswa jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) dan Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI) Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Ketapang, mengikuti seleksi siswa magang ke Jepang. Tak hanya belajar, di Jepang mereka juga akan mendapatkan gaji yang lumayan besar.

"Di sana mereka akan diikat kontrak selama 3 tahun. Selama 3 tahun itu, mereka akan belajar sekaligus bekerja di perusahaan kapal penangkap ikan," kata Sabrul Yakin, staf Marketing PT Semesta Indah Indonesia, salah satu perusahaan yang bekerja sama dengan Tee Kay Corporation, Tokyo, Jepang. Ia memastikan jika perusahaan-perusahaan perkapalan di Jepang berminat untuk merekrut tenaga kerja dari Indonesia, karena masyarakat Jepang sendiri enggan untuk menjadi nelayan. "Sekolah perikanan di Jepang itu minim, niat untuk melaut itu sedikit. Akibatnya, banyak kapal yang tidak memiliki awak. Oleh karena itu orang Indonesia minitabi untuk bekerja di sana," jelasnya.

Perusahaan Jepang, menurut dia, juga memilih anak-anak muda, khususnya yang baru selesai sekolah, karena dianggap masih memiliki kekuatan fisik yang baik. Dan tidak kalah penting, dia menambahkan, mereka ini baru saja menyelesaikan studi di sekolah yang memang fokus tentang perikanan dan perkapalan. "Harus dari jurusan nautika perikanan laut dan teknika perikanan laut," ungkap Sabrul.

Di Kalbar, dijelaskan dia, hanya ada tiga sekolah yang diberikan kesempatan untuk direkrut. Di antaranya, disebutkan dia, SUPM Pontianak, SMKN 1 Pemangkat, dan SMKN 2 Ketapang. Setiap tahunnya, dia mengungkapkan, ada sekitar 300 lulusan perikanan dan perkapalan yang diberangkatkan untuk belajar dan bekerja di Jepang. "Cuma, DPR RI sekarang masih menggodok peraturan agar masa kerja mereka ini tidak hanya 3 tahun, tapi 5 tahun," ujarnya.

Sebelum berangkat ke Jepang, dia menjelaskan jika para siswa ini terlebih dahulu harus mengikuti seleksi. Seleksi yang dimaksud dia mulai dari pemeriksaan fisik hingga skill dan kemampuan dasar. Setelah dinyatakan lulus, dia menambahkan bahwa mereka ini akan mengikuti training selama 4 bulan untuk belajar Bahasa Jepang. "Di Jepang, 2 bulan pertama juga akan mengikuti masa orientasi, pengenalan lingkungan, dan budaya kerja," papar Sabrul.

Sementara, kepala SMKN 2 Ketapang, Erini,SP.M.MPd, mengungkapkan bahwa mereka sudah beberapa tahun bekerja sama dengan perusahaan Jepang, khususnya dengan perusahaan perkapalan dan penangkapan ikan. Sementara, dia menambahkan, di sekolahnya terdapat jurusan perikanan. "Setiap tahun sudah terjalin kerja sama. Yang berangkat ke Jepang sudah ada beberapa siswa," kata Erini, SP.M.MPd,.

Ia menjelaskan, selama ini tes penerimaan siswa yang akan berangkat ke Jepang selalu dilakukan di Pontianak. Namun, pada tahun lalu pihaknya mengusulkan kepada perusahaan Jepang agar dilaksanakan di Ketapang. "Dan Alhamdulillah tahun ini mereka yang datang ke sini. Jadi, kami merasa sangat terbantu," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun