Mohon tunggu...
Sanusi at Maja
Sanusi at Maja Mohon Tunggu... Penulis - Da'i/ Anggota PISHI/Alumni Pasca UNIRA MALANG

Love for All Hatred for None

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghapus Benci di Masa Pandemi

22 September 2020   03:10 Diperbarui: 22 September 2020   21:13 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang bermain di wilayah asumsi itu membuat segala sesuatu menjadi menarik, asumsi bisa ditarik-tarik ke mana-mana tidak ada yang bisa menahan. Inilah tantangan dunia kesehatan saat ini yang perlu dukungan tetapi juga perlu sifat kritis dari masyarakat luas.

Kedua, untuk mengatasi goncangan pada sendi-sendi sosial perlu peranan tokoh agama dan tokoh masyarakat, tokoh agama bisa meluruskan pandangan masyarakat bahwa kewafatan karena wabah bukanlah suatu aib.

Bukankah agama mengajarkan bahwa meninggal karena wabah itu adalah mati syahid, "Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho'un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah." (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914). 

Jika agama saja mengajarkan demikian tentu tidak seharusnya membuli korban covid, sebab pandangan keagamaan justru memberikan penghormatan kepada mereka. 

Peranan tokoh masyarakat tidak kalah pentingnya dalam hal ini, ia bisa menyadarkan masyarakat bahwa wabah ini tidak pandang bulu siapa saja bisa kena, bayangkan kalau esok lusa menimpa salah seorang keluarga kita, apakah pantas memperlakukan korban saat ini dengan perilaku nyinyir dan bulian. 

Tokoh masyarakat dan tokoh agama bisa berkolaborasi untuk menyampaikan kepada keluarga duka bahwa sepenuhnya masyarakat turut berduka, adanya pembatasan sosial sementara hanyalah bentuk kewaspadaan.

Ketiga, perbaikan pada kinerja pemerintahan, dalam kasus seperti ini pemerintah di level manapun apalagi yang langsung bersentuhan dengan masyarakat hendaknya bisa memberikan data akurat.

Kalau bisa bekerjasama jemput bola dengan pihak rumah sakit untuk kepastian pasien korban covid atau tidak, sehingga pemerintah bisa cepat tanggap mengatasi gejolak yang ada ditengah masyarakat, dan tentu saja sangat penting untuk menentukan langkah kongkrit berikutnya, baik penyadaran masyarakat dalam pengurusan jenazah misalnya.

Kalau memang positif covid berikan ketegasan agar masyarakat tidak gegabah dan serahkan kepada pihak yang kompeten di bidangnya, sebaliknya jika negatif covid 19 masyarakat bisa memakamkan jenazah seperti biasanya. Jangan diisukan macam-macam yang justeru menimbulkan kecemasan baru.

Keempat, perbaikan pokok dalam kasus-kasus seperti ini terletak pada masyarakat itu sendiri, masyarakat hendaknya menyadari untuk tidak panik, tetap tenang dan tidak menyebarkan isu tanpa validitas data yang akurat

Ya, harus diingat bahwa menyebarkan isu apalagi tidak benar adalah seperti menebar bulu ayam di sepanjang jalan, ketika ia kembali tidak mungkin mengumpulkannya lagi karena telah cerai berai ditiup angin ke mana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun