Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa Motivasi di Balik Format Baru "The Swiss Model" Liga Champion oleh UEFA?

22 April 2021   08:24 Diperbarui: 22 April 2021   08:27 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liga Champion (Kompas)

Sebagaimana diinformasikan belum lama ini Induk Sepakbola Eropa (UEFA) meresmikan format baru "The Swiss Model" Liga Champions yang akan berlaku mulai musim 2024-2025 dan menurut kabar Exco UEFA telah menyetujuinya.

Format baru Liga Champion nanti secara teknis akan menambah jumlah partisipan tim dari yang sebelumnya 32 menjadi 36. Ke-36 tim tersebut akan bermain dalam satu liga dimana semua tim bertanding minimal 10 kali melawan 10 tim berbeda (5 kandang dan 5 tandang).

Skema pertemuan antar tim tersebut terbagi menjadi 4 slot. Slot 1 merujuk pada peringkat negara berdasarkan rangking UEFA, slot 2 merujuk performa tim di liga domestik. Sedangkan slot 3 dan 4 merujuk kepada dua tim dengan koefisien tim tertinggi yang belum lolos otomatis ke tahap liga pada Liga Champions, tetapi telah lolos ke fase kualifikasi Liga Champions atau Liga Europa.

The Swiss Model (Telegraph)
The Swiss Model (Telegraph)
Dari 8 tim terbaik di tahap liga mereka langsung lolos otomatis ke fase knockout (16 besar). Tim di peringkat ke-9 sampai dengan ke-24 (total 16 tim) akan bermain di laga playoff sebanyak dua kali untuk mengamankan tempat di fase 16 besar. 

Di laga playoff ini, tim peringkat ke-9 sampai ke-16 (8 tim) akan masuk daftar unggulan. Mereka akan menghadapi tim di peringkat ke-17 hingga ke-24 (8 tim) dengan keunggulan laga kandang di leg kedua. Masuk babak 16 besar, 8 klub terbaik akan melawan 8 tim yang lolos di fase playoff. Selanjutnya kompetisi Liga Champion berlangsung normal hingga fase final.

Merujuk pada format baru "The Swiss Model" ini menurut Penulis pribadi terkesan memusingkan bagi penikmat sepakbola, namun UEFA berpandangan bahwa format baru ini akan memberikan kesempatan kepada penikmat sepakbola untuk melihat klub-klub top Eropa bertanding satu dengan yang lain.

Ya Penulis setuju dengan apa yang UEFA kemukakan terhadap format baru Liga Champion ini karena secara keseluruhan jumlah pertandingan di kompetisi prestisius ini naik drastis dari total 125 menjadi 225 pertandingan.

Mungkin yang memunculkan rasa penasaran Penulis yaitu mengapa UEFA mengubah format Liga Champion dan apa yang melatarbelakanginya?

Seperti Anda-anda ketahui sejatinya Liga Champion merupakan sebuah kompetisi dimana klub-klub elit Eropa bertanding guna merebut trofi si Kuping Besar agar diakui sebagai tim terbaik di dunia dan kita juga tahu kompetisi ini selalu menjadi magnet penikmat bola di seantero muka bumi.

Dengan format baru ini kiranya ada dua hal yang Penulis analisa yaitu durasi Liga Champion yang lebih lama serta jumlah pertandingan yang lebih banyak. Dengan kata lain jumlah uang yang berputar dari kompetisi ini akan semakin besar.

Kiranya kita jangan naif bahwasanya sepakbola modern sekarang ini bukan lagi berfokus pada olahraga dan kompetisi, melainkan sepakbola kini sudah menjadi sebuah industri raksasa dimana bukan saja meliputi unsur entertaint (hiburan) tetapi juga mendatangkan perputaran uang yang sangat banyak dengan hadirnya sponsor serta hak siar televisi.

Format baru Liga Champion ini selayaknya menggantikan box (kardus) yang lama ke sebuah box yang lebih besar dimana mampu menampung pundi-pundi uang yang lebih banyak, namun begitu penikmat sepakbola seolah terbayarkan karena jalannya kompetisi kian menarik. Hal ini sekiranya menggambarkan siapa klub yang akan memenangi kompetisi ini akan memdapatkan nominal jumlah uang yang sangar besar, berikut klub-klub yang berpartisipasi didalamnya.

Namun format baru Liga Champion ini menurut Penulis bukan tanpa konsekuensi kiranya bagi klub yang menjadi peserta.

Dengan durasi Liga Champion yang lebih lama serta jumlah pertandingan yang lebih banyak maka ini menjadi pekerjaan rumah yang sulit bagi klub peserta karena di satu sisi mereka harus konsentrasi pada kompetisi di liga masing-masing, tetapi di sisi lain mereka juga akan sangat terkuras energinya.

Ini cukup menjadi persoalan karena baik klub maupun pemain sangat rentan menghadapi masalah jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada saat kompetisi berlangsung.

Dengan jadwal yang semakin padat, klub harus memutar otak agar kondisi timnya selalu fit. Sedangkan bagi pemain, dengan jadwal yang semakin padat boleh jadi pemain bisa lebih menunjukkan kualitas mereka di lapangan tetapi hal tersebut dibarengi oleh konsekuensi resiko cedera yang semakin tinggi.

Sejatinya memang format baru Liga Champion ini belum dimulai, namun demikian format baru tersebut nampaknya akan jadi bahasan hangat klub-klub Eropa sebelum dilaksanakan. Tinggal kita saksikan seksama apakah nantinya uang akan menyelesaikan kesemuanya itu.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

___

Sumber :

Kompas.com

Telegraph.co.uk

UEFA.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun