Indonesia dan Jepang terus memperkuat hubungan strategis, terutama di bidang perdagangan, investasi, dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam Pertemuan Tingkat Menteri OECD, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang, Fujii Hisayuki. Mereka membahas dukungan Jepang terhadap proses aksesi Indonesia ke OECD. Jepang membantu lewat lokakarya dan studi tentang OECD Anti-Bribery Convention, yang penting untuk reformasi tata kelola dan hukum di Indonesia.
Di sektor perdagangan, nilai perdagangan Indonesia-Jepang pada 2024 mencapai 35,67 miliar dolar AS, naik dari sebelum pandemi. Neraca perdagangan Indonesia juga surplus sebesar 5,75 miliar dolar AS. Jepang menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia, dengan investasi 3,46 miliar dolar AS dalam lebih dari 12.800 proyek strategis, seperti transportasi, mesin, elektronik, dan industri kimia.
Menko Airlangga menyatakan bahwa kerja sama ini menunjukkan komitmen kedua negara dalam membangun infrastruktur berkelanjutan dan memperkuat ekonomi nasional.
Jepang dan Indonesia juga sejalan dalam pendekatan terhadap kebijakan tarif AS. Keduanya sepakat pentingnya kerja sama menjaga rantai pasok di Asia-Pasifik dan menghadapi tantangan tarif serta hambatan perdagangan.
Melalui kemitraan dalam Asia Zero Emission Community (AZEC), kedua negara membentuk gugus tugas bersama untuk mempercepat proyek-proyek penting. Menko Airlangga pun optimis, kerja sama ini tak hanya menguntungkan bagi kedua negara, tapi juga memberi kontribusi besar terhadap stabilitas dan kemajuan kawasan Asia-Pasifik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI