Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey, membahas sejumlah isu penting.
Topik utamanya meliputi tantangan global seperti tarif dan proteksionisme yang bisa menghambat perdagangan dan rantai pasok dunia. Keduanya sepakat untuk memperkuat kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan dan mendorong integrasi ekonomi yang terbuka, inklusif, dan berkelanjutan.
Airlangga juga membahas dukungan Inggris terhadap proses keanggotaan Indonesia di Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Dubes Jermey menyambut positif langkah tersebut, menilainya sebagai bentuk komitmen kuat Indonesia dalam integrasi ekonomi regional. Ia juga menyampaikan bahwa Inggris akan meluncurkan strategi industri nasional baru pada Juni mendatang, mencakup isu energi dan penguatan sektor industri.
Kerja sama pendidikan turut menjadi pembahasan, termasuk rencana pengembangan kampus King's College London (KCL) di KEK Singhasari, Jawa Timur. Langkah ini diharapkan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan daya saing tenaga kerja Indonesia.
Selain itu, Indonesia mengundang Inggris untuk berinvestasi dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di sektor kesehatan, khususnya di Sanur dan Batam.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan Presiden Prabowo dan PM Inggris Keir Starmer dalam peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Inggris pada November 2024. Keduanya telah menyepakati pembentukan Indonesia-UK Economic Growth Partnership (EGP) sebagai kerangka kerja sama ekonomi baru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
