Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kebijakan hilirisasi, pemerintah menghadirkan Bank Emas sebagai tempat pengelolaan emas dari hulu ke hilir agar lebih bermanfaat bagi dalam negeri.
Bank Emas, yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto, juga membuka peluang investasi berbasis emas, seperti tabungan dan simpanan emas. Selain aman dan menguntungkan, layanan ini memudahkan masyarakat dalam menyiapkan dana haji atau umroh.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa saat ini emas yang dimiliki masyarakat bernilai sekitar Rp300 triliun. Dengan Bank Emas, emas tersebut bisa dimanfaatkan sebagai jaminan, simpanan, atau sumber pembiayaan bagi keluarga.
Berdasarkan UU P2SK Nomor 4 Tahun 2024, Bank Emas menjadi langkah strategis bagi ekonomi nasional. Menurut kajian McKinsey, Bank Emas berpotensi meningkatkan PDB Indonesia hingga Rp245 triliun, menarik investasi Rp47,4 triliun, dan memperbesar peredaran uang hingga Rp156 triliun.
Selain itu, Bank Emas akan menjadi pembeli siaga untuk emas produksi dalam negeri serta pemasok utama bagi industri perhiasan. Dengan permintaan perhiasan emas yang terus naik 1,5% per tahun, Indonesia bahkan sempat mengimpor lebih dari 70 ton emas jadi pada 2020.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
