Mohon tunggu...
Sanna Nidaul Alifah
Sanna Nidaul Alifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Study everytime👍

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Uji Vitamin C Metode Iodimetri

26 Juni 2021   10:42 Diperbarui: 26 Juni 2021   10:51 10415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

     Vitamin C (asam askorbat) merupakan salah satu nutrisi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh. Vitamin C tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, oleh karena itu kebutuhan vitamin C dalam tubuh dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti buah dan sayur, atau suplemen vitamin C. menyatakan bahwa kekurangan vitamin C dapat menyebabkan turunnya daya tahan tubuh, gusi berdarah, kulit kering, mudah memar, lemah, mudah infeksi, mimisan, dan nyeri sendi. Konsumsi vitamin C secara berlebihan juga dapat memberikan dampak buruk bagi tubuh, oleh karena itu penting untuk diketahui kandungan vitamin C yang terdapat pada bahan pangan yang dikonsumsi.

     Analisis vitamin C dalam bahan pangan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan metode benedict, sedangakan analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri dan metode titrasi. Salah satu metode titrasi yang sering digunakan dalam uji vitamin C adalah titrasi iodimetri. Analisis vitamin C dengan metode titrasi iodimetri ini merupakan salah satu metode kuantitatif yang sering digunakan karena biaya pemeriksaannya yang lebih murah, sederhana, dan tidak memerlukan alat laboratorium yang canggih sehingga banyak digunakan sebagai alternatif dalam uji vitamin C.

     Dalam Techinamuti (2018), Wijanarko menyatakan bahwa prinsip dasar analisis vitamin C dengan metode titrasi iodimetri adalah reaksi reduksi-oksidasi (redoks). Vitamin C pada pemeriksaan ini akan bertindak sebagai zat pereduksi (reduktor) dan Iodium (I2)  sebagai zat pengoksidasi (oksidator). Vitamin C yang terdapat pada sampel akan dioksidasi menggunakan larutan iodium (I2) standar dan amilum sebagai indikator warna. Indikator amilum akan memberikan warna biru pada larutan sampel ketika titik akhir titrasi telah tercapai. 

     Penetapan kadar vitamin C dalam bahan pangan menggunakan metode titrasi iodimetri dapat dilakukan dengan cara menimbang sampel sebanyak 20 g dan diencerkan dengan akuades sampai tanda batas dalam labu ukur 100 ml. Sampel yang telah diencerkan selanjutnya disaring dan diambil filtratnya sebanyak 5 ml. Filtrat kemudian ditambahkan dengan 2 ml larutan amilum 1% dan dititrasi dengan larutan iodium (I2) standar. Vitamin C yang terdapat dalam sampel akan dioksidasi oleh iodium (I2), ketika vitamin C dalam sampel telah habis teroksidasi maka kelebihan iodium (I2) akan terdeteksi oleh kelebihan amilum, sehingga menghasilkan warna biru pada titrat yang menunjukkan telah tercapainya titik akhir titrasi.

     Kadar vitamin C dalam bahan pangan dapat diperoleh setelah diketahui jumlah iodium (I2) yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi. Kadar vitamin C diperoleh dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus: 1 ml 0,01 N larutan iodium = 0,88 mg asam askorbat.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun