Mohon tunggu...
A. Randi Purnama Putra
A. Randi Purnama Putra Mohon Tunggu... Editor - Ayah Dua Anak, Menyukai Resonansi Keteladanan Tokoh Negarawan

Menguatkan kaki berjalan dan ayun tangan menuju tempat yang damai sentosa selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemilu 2019 Lebih Baik dari Sebelumnya?

22 September 2018   14:29 Diperbarui: 22 September 2018   14:35 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.iridio.fm

Telah ditetapkannya pasangan calon presiden dan wakil oleh KPU RI 2 pasang. Jokowi --Amin dan Probowo-Sandi akan bersaing untuk dibebankan amanah dan tanggung jawab oleh masyarakat Indonesia.

Siapa yang terpilih berdasarkan suara pilihan terbanyak? Hasilnya nanti bulan April 2019. "Jangan lupa milih ya" seloroh teman di pertemanan Facebook.

Riuh rendah pembicaraan bersilewaran dimana mana. Mulai dari pembicaraan suami dan istri, buruh, petani, guru, kepala daerah, kuli panggul, pedagang, pebisnis, termasuk juga para elite parpol.

Menarik memang bagaimana pemilu 2019 serentak Legislatif dan Eksekutif. Hal ini menjadikan setiap orang diminta untuk terlibat aktif dalam Pemilu 2019 berdaulat. Sebagaimana slogan KPU RI.

Bagaimana sikap pemimpin partai politik, ucapan Presiden Indonesia sebelum Presiden Jokowi? Sebab ucapan seorang tokoh akan memberikan inspirasi, arahan, pola aksi pengurus partai termasuk kita pemilih yang diminta untuk memilih.

Keteladanan adalah hal yang amat dibutuhkan oleh masyarakat. Sebaik-baik teladan adalah Rasulullaah Saw. Memimpin ummat manusia untuk taat kepada Allaah Swt dan RasulNya.

Dari teladan ini, maka pemimpin sesudahnya mengikuti, mempelajari, melakukan termasuk pemimpin di Indonesia bagian dari muslim yang bersyahadat dan melaksanakan shalat.

Membaca Himpunan Pidato Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono ke-6 buku XV April --Juni 2013 ada keinginan kuat bagaimana demokrasi dan pemilu semakin baik.

"Rakyat kita adalah contoh yang baik. Ketika mereka dengan tertib membawa panji-panji kedamaian dan menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum tahun 2004 dan 2009, maka para elite politik haruslah mencontoh rakyat kita yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi. Di satu sisi, menggunakan hak pilihnya untuk memilih pemimpin-pemimpinnya. Tapi di sisi lain, juga mereka bisa menjaga keteduhan dalam proses pemilihan umum yang terjadi di waktu yang lalu itu.

Lebih lanjut, SBY menghimbau "Saya percaya, pada Pemilu 2014 ini, rakyat kita juga akan berprilaku seperti itu. Dan oleh karena itu, saya mengajak segenap elite politik, para pimpinan partai-partai politik, para politisi, semua untuk juga seperti yang dilaksanakan oleh rakyat, menjalankan proses demokrasi ini dengan baik, teduh, damai dan tentunya membawa nilai-nilai demokrasi yang kita harapkan bersama"

Memilih pemimpin Indonesia Indonesia ada sejumlah pilihan dengan memperhatikan : integritasnya, kapasitasnya, akseptabilitasnya, pikiran-pikirannya, solusi-solusinya untuk negara ini menghadapi permasalahan yang kompleks di negeri Indonesia. "Dan pada saatnya, jatuhkanlah pilihan. Jangan jadi golput, jangan tidak memilih, karena itu adalah masa depan kita, masa depan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun