Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kita Memulai, Alam Menyelesaikan: Antara Bencana dan Anugrah

7 Oktober 2012   18:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:06 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Teringat kejadian bencana gempa sumatera barat september 2009 yang meluluh lantakkan kota padang dan juga kab. padang pariman. Kemudian kejadian brulang kembai ketika terjadi bencana longsong dan banjir bandang ketika bulan puasa tahun 2012.

Alam memiliki sistem tersendiri yang tunduk dan patuh atas kaidah-kaidah sunnatullah. Ditinjau dari disiplin ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah akan terlihat secara rasional dan masuk akal akan sistem alam yang sangat indah dan kompleks. Dari gejala alam banyak lahir ilmuan, saintis yang muncul dari berbagai universitas dan juga lembaga riset.

Penelitian demi penelitian terus berkembang dan tidak berhenti sampai masa yang telah ditentukan keberadaan alam semesta. Kenapa muncul bencana? dan bagaimana prosesnya berlangsung. Sedangkan disisi lain anugrah muncul dan bagaimana berproses.

Jika melayangkan pandangan dengan ilmu pengetahuan maka kita akan menyatakan bahwa alam membutuhkan perhatian untuk menjaga anugrah yang mulai tergerus menjadi bencana. Ibarat menanam padi organik yang kami praktekkan di tiga tempat disumatera barat. Nagari Kamang Mudiak, Nagari Gurun dan Ngari Sie Sariak Pariaman menjawab kenapa dan bagaimana kita memulai, alam menyelesaikan.

Padi adalah tanaman dengan umur paling lama 6 bulan dan tersingkat 3 bulan 10 hari. Padi akan menjadi anugrah kepada petani, burung dan binatang lainnya. Bagaimana menjadi anugarah? Maka ada proses memulai yang dilakukan petani. Pertama adalah mengolah lahan pertanian sesuai dengan kebutuhan padi. Pengolahan ini membutuhkan pupuk yang bersumber dari tanah. Karena setiap tanaman mengolah mineral dari tanah untuk tumbuh berkembang.

Bila bertani tidak mengembalikan apa yang diambil oleh tanaman maka ia kan kurus kekurangan gizi. Maka petani membutuhkan pasokan dari luar dengan menambahkan pupuk yang proses pembuatannya adalah tiruan. Maka tanah menyelesaikan apa yang telah dimulai oleh petani. Yakni kerusakan ekosistme tanah dan hasil pertanian membawa dampak perusakan sistmatis terhadap kualitas kesehatan dan juga ekonomi.

Karena setiap proses membutuhkan waktu untuk menjadi bencana. Maka begitu juga dengan ketika memulai menanam padi secara organik maka membutuhkan langkah awal mengembalikan seluruh jerami ke dalam sawah setelah melalui proses penguraian secara bertahap.

Hal ini tidak cukup sampai disana. Masih membutuhkan tambahan proses untuk menjaga standar sistem perbaikan itu kembali. Karena alam memiliki ekosistem yang tanpa ikut campur tangan manusia akan bergerak menuju perbaikan terus menerus.

Ketika petani mampu membantu alam memelihara anugrah maka alam memberikan penyelesaian akhir yang manis dan indah.

Padi organik berbuah lebat, rimbun dengan rasa yang enak dan nikmat. Binatang belut, ikan, lintah, burung dan juga binatang bersel satu tumbuh berkembang saling menjaga dan memelihara. Sedangkan manfaatnya untuk petani adalah mengurangi biaya usaha pertanian. Dan ikut membantu orang lain untuk tetap sehat dan bugar untuk memulai aktivitas kehidupan yang terkadang membatu alam untuk menyelesaikan bencana.

Apakah mesti  kita tetap membiarkan alam menyelesaikan bencana yang terus kita mulai? atau membantu alam menjaga anugrah untuk keberlangsungan hidup yang sehat dan penuh kemakmuran. Semua ada ditindakan kita setiap saat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun