Merupakan perubahan warna kulit ataupun sclera mata menjadi kuning yang dikarenakan peningkatan kadar bilirubin pada darah. Penyakit ikterus pada bayi dapat menjadi suatu hal yang normal, bahkan terjadi pada 25%-50% bayi yang lahir pada waktu yang normal (9 bulan). Namun, penyakit ini juga dapat menjadi suatu hal yang tidak normal pada bayi. Hal ini dapat dikarenakan oleh berlawanannya rhesus darah bayi dengan ibu, sepsis (infeksi berat), penyumbatan saluran empedu, dll.
Sebagai tambahan, bilirubin adalah merupakan zat yang terbentuk sebagai akibat dari proses pemecahan zat merah darah (hemoglobin). Ikterus dapat terjadi dikarenakan oleh produksi yang berlebihan. Nah, ikterus menjadi gejala penyakit eritroblastosis karena terjadinya ikterus dapat dikarenakan oleh pemecahan darah atau disebut juga hemolisis yang berlebihan dikarenakan oleh ketidaksesuaian darah janin dengan ibunya. Seperti gejala lainnya, ikterus akan dapat mengakibatkan meninggalnya janin karena ada campur tangan eritroblastosis fetalis dan menjadikan ikterus patologisatau tidak normal.
Hidrops Fetalis
Merupakan kondisi yang serius pada janin dimana terdapat cairan yang masuk kedalam dua atau lebih rongga yang terdapat pada jaringan tubuh janin. Hidrops fetalis biasanya merupakan tahap akhir dari beberapa penyakit yang menyerang janin seperti; thalasemia alfa, ketidaksempurnaan pembentukan organ, dan eritroblastosis fetalis. Hidrops fetalis pada janin dapat dideteksi dengan ultrasonografi medis.
Sekarang setelah mengetahui lebih dalam mengenai eritroblastosis fetalis, bagaimana pendapat anda? Mungkinkah penyakit ini dapat dicegah atau disembuhkan ? Mari kita bahas.
Eritroblastosis fetalis merupakan penyakit yang dirasa mustahil untuk disembuhkan. Hal ini dikarenakan penyakit ini disebabkan oleh perbedaan rhesus darah pada ibu dan janin. Bila disimpulkan, penyakit ini adalah penyakit yang menyebar melalui darah. Padahal darah adalah merupakan cairan yang sangat penting dalam tubuh kita. Terlebih lagi, penyakit ini menyerang bayi, dan bahkan janin yang masih sangat lemah dan rentan akan berbagai hal. Selain itu, dengan mengetahui bahwa penyakit ini berhubungan sangat erat dengan darah, dapat disimpulkan bahwa penyakit ini juga menyebar di seluruh tubuh. Jujur, saya rasa akan sangat sulit dan beresiko untuk menghadapi penyakit ini.
Namun, saya disini akan menyampaikan kabar gembira untuk kita semua, bahwa meski penyakit eritroblastosis fetalis ini sangat bisa dibilang sebagai penyakit yang sangat sulit dan bahkan mustahil untuk disembuhkan, namun ternyata telah ditemukan beberapa cara yang dapat mengurangi atau mencegah efek dari penyakit eritroblastosis fetalis. Tentu saja dengan senang hati akan saya sebutkan juga disini.
- Mencegah terbentuknya antirhesus dengan cara memberi suntikan untuk mencegah terbentuknya antirhesus dalam darah ibu.
- Injeksi globin imunoglobulin rhesus yang adalah antibodi anti D yang dimasukkan kedalam darah ibu. Anti D ini akan menghancurkan sel darah merah janin yang masuk ke dalam sel darah merah ibu. Selain itu, injeksi ini juga berfungsi untuk mengurangi sensitifitas darah ibu terhadap antigen D, sehingga pembentukan antibodi D dapat dikurangi. Antibodi yang telah dimasukkan akan menempel pada tempat pengikatan antigen D pada eritrosit / sel darah merah pada janin dengan darah rhesus positif, yang nantinya akan menembus plasenta, dan kemudian memasuki sistem sirkulasi pada ibu. Hal ini dapat mengganggu respon imun terhadap antigen. Injeksi ini harus diulang pada saat kehamilan selanjutnya dan didapati sangat efektif untuk menekan presentase eritroblastosis fetalis.
- Untuk kasus bayi yang sudah lahir, maka dapat dilakukan transfusi darah untuk mengatasi pendarahan, dan anemia. Untuk mencegah gejala-gejala lain dapat dilakukan pemberian oksigen, cairan elektrolit, dan obat.
- Untuk mengatasi hiperbilirubinema, dapat dilakukan fototerapi. Metode fototerapi dilakukan dengan meletakkan bayi dibawah sinar fluorescent atau cahaya biru agar mengurangi kadar bilirubin pada darah bayi. Metode ini dapat dilakukan secara berulang, sampai dirasa jumlah bilirubin dan antibodi yang menyerang berkurang.
- Mengeluarkan seluruh darah yang mengansuh rhesus positif pada bayi, kemudian memasukkan darah dengan rhesus negatif . Bisa dikatakan metode ini mirip dengan metode cuci darah, namun karena yang menjalani metode ini adalah bayi yang baru lahir, tentu saja resiko dari metode ini akan jadi lebih besar. Mengingat juga bahwa seluruh organ, dan jaringan, serta sistem pertahan tubuh bayi belum terbentuk secara sempurna, maka tentu metode ini sangat berbahaya untuk diterapkan pada bayi.
Nah, jadi masih ada harapan kok untuk suami-istri yang memiliki rhesus berbeda yang ingin memiliki banyak anak. Namun, tentu saja memerlukan biaya yang mahal dan keberanian untuk mengambil resiko. Saya harap artikel ini dapat membantu pembaca dalam membuka wawasan dan memecahkan permasalahan pembaca. Terima kasih.
Sumber : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H