Waspada "Aquarium" di Tangki Bensin Anda, Inilah Bahaya Tersembunyi Bioetanol
Halo Kompasianer dan para pegiat otomotif!
Belakangan ini, kita makin sering mendengar soal bahan bakar ramah lingkungan, salah satunya yang mengandung bioetanol seperti Pertamax Green. Katanya sih lebih bersih, oktannya tinggi, dan pastinya lebih "hijau". Terdengar keren, kan? Saya pun awalnya berpikir begitu. Ikut mendukung program pemerintah sekaligus merawat bumi, kenapa tidak?
Tapi, seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Di balik semua keunggulannya, ada satu "musuh dalam selimut" yang perlu kita kenali betul, namanya adalah fenomena separasi fasa atau phase separation. Istilahnya mungkin terdengar rumit, tapi percayalah, efeknya bisa bikin kita pusing tujuh keliling di pinggir jalan.
Yuk, kita bedah bareng-bareng masalah ini
Analogi Pesta yang Gagal: Kenapa Bensin, Etanol, dan Air Bisa "Musuhan"?
Bayangkan ada sebuah pesta. Di pesta itu ada tiga kelompok tamu:
Geng Bensin: Mereka ini geng yang solid, isinya molekul hidrokarbon. Mereka cenderung eksklusif dan hanya mau bergaul dengan yang sejenisnya (istilah kimianya: nonpolar).
Geng Air: Ini juga geng yang sangat kompak, isinya molekul H2O. Mereka ini akrab banget satu sama lain dan hanya mau bergaul sesama mereka (istilah kimianya: polar).
Si Bioetanol: Nah, dia ini si supel yang bisa masuk ke dua geng sekaligus. Dia punya "dua muka": satu sisi bisa akrab dengan Geng Bensin, sisi lainnya bisa ngerangkul Geng Air. Dia inilah yang bertugas jadi "jembatan" atau penengah.
Dalam kondisi ideal (kering), Si Bioetanol sukses menyatukan Geng Bensin dalam sebuah campuran yang harmonis. Jadilah bahan bakar gasohol yang kita kenal.