Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anosmia Kehilangan Penciuman, Peringatan Dini Covid-19

26 September 2020   14:45 Diperbarui: 26 September 2020   14:53 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari berbagai sumber

Hal tersebut sejalan dengan studi skala kecil di Amerika Serikat. Arnold Monto, ahli epidemiologi di University of Michigan School of Public Health dan Carl Philpot, ahli THT (Telinga-Hidung-Tenggorok) di University of East Anglia meneliti perbedaan flu dan Covid-19. 

Sebanyak 30 orang menjalani tes rasa dan bau. Mereka dibagi tiga kelompok antara lain penderita Covid-19,  flu parah dan orang sehat. Hasil penelitian menunjukkan kelompok dengan Covid-19 rentan mengalami kehilangan kemampuan mengecap dan membau. Sedangkan pada kelompok dengan flu parah tercatat hanya sedikit orang yang tidak bisa mengenali bau dan rasa.

Meski demikian studi ini memiliki kekurangan karena tidak ada alat deteksi anosmia yang diakui. Peneliti pun berkata mungkin anosmia bukan satu-satunya gejala yang musti diwaspadai tetapi bisa dijadikan deteksi dini sederhana di rumah.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS sekarang telah menambahkan "hilangnya rasa atau bau baru" sebagai gejala pada halaman informasi COVID-19. Bukan hanya CDC, kehilangan bau atau rasa telah ditambahkan ke daftar gejala virus korona di Inggris yang harus diwaspadai dan diisolasi sendiri.

Peneliti percaya gejala tersebut mungkin merupakan sinyal peringatan dini. Para ahli menyarankan tidak ada kerugian untuk memeriksa ini, Denneny mengatakan kepada Medscape Medical News.

Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mencantumkan hilangnya bau atau rasa sebagai gejala potensial infeksi SARS-CoV-2.

Penyebab

Masih belum jelas mengapa penyakit Covid-19 Para ahli menduga hal ini karena virus pandemi mempengaruhi sel-sel saraf yang terlibat langsung dengan sensasi penciuman dan rasa.

Para pakar bidang Rhinology di Universitas Johns Hopkins di AS telah mempelajari sampel jaringan dari bagian belakang hidung untuk memahami bagaimana virus corona dapat menyebabkan hilangnya penciuman dan telah menerbitkan temuannya di European Respiratory Journal. Peneliti telah mengidentifikasi Enzim ACE-2 (angiotensin converting enzyme II) yang sangat tinggi di area hidung yang bertanggung jawab untuk penciuman. Enzim ini dianggap sebagai "titik masuk" yang memungkinkan virus corona masuk ke dalam sel tubuh dan menyebabkan infeksi. Hidung merupakan salah satu tempat masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh.

Virus SARS-CoV-2 menggunakan protein spiny S1, yang membuat virion menempel pada membran sel dengan berinteraksi dengan reseptor ACE2 inang. ACE2 adalah reseptor fungsional untuk SARS-CoV-2, dan ekspresi serta distribusinya dalam sistem saraf menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat menyebabkan manifestasi neurologis melalui jalur langsung atau tidak langsung. Karena anatomi unik dari sistem penciuman, termasuk olfaktorius dan saraf penciuman, virus juga dapat berkontribusi pada infeksi sistem saraf pusat melalui cribriform plate.

Berbagai bukti menegaskan bahwa rongga hidung adalah area vital yang rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2. Viral load di rongga hidung pasien lebih tinggi daripada viral load di faring, baik individu yang bergejala maupun asimtomatik, mengisyaratkan rongga hidung sebagai pintu gerbang pertama untuk infeksi awal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun