Mohon tunggu...
Samuel HasudunganTampubolon
Samuel HasudunganTampubolon Mohon Tunggu... Buruh - Seseorang yang senang belajar dan mengajar

Boleh berganti buah, tapi jangan lupa akar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ciiieee... Pengen Menjajah Mars Sambil Bawa Emas

11 Agustus 2020   00:13 Diperbarui: 11 Agustus 2020   00:59 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jepang akan membawa mobil yang berisi vending machine yang berisi mobil yang berisi vending machine ke Mars.
UAE akan bangun reklamasi pulau buatan dan gedung pencakar langit di Mars.
Cina akan membuat pelatihan Kung Fu di Mars.
USA akan meluncurkan roket dari planet Mars ke bulan nya Mars.

Tapi aku juga kepikiran sih, misalnya nih nanti di Mars ada ribuan manusia, terus mereka ada RT/RW nya. Mungkin juga akan ada Dana Desa. Aku bingung kalau ada tindakan korupsi oleh pejabat di Mars, entah diadili di Mars atau di Bumi. Mungkin perlu KPK cabang Planet Mars. Selain itu, rakyat di Mars pasti akan marah dan unjuk rasa. Untuk itu, perlu juga satuan pengamanan di Mars. Tentunya gas air mata tidak cocok, karena hampir semua orang punya helm dari pakaian luar angkasa.

Ada baiknya jika hewan ternak juga dibawa ke Planet Mars. Lumayan membantu proses kemandirian dan ketahanan pangan masyarakat Mars, misalnya untuk bajak sawah. Selain itu, bisa jadi objek wisata fotografi dengan digelarnya Pacu Jawi.
Hei, anda tau Pacu Jawi gak?

Beberapa minggu ini, selain roket meluncur ke Mars, harga emas juga meluncur naik. Konon aku sih lebih suka menyebut emas sebagai 'uang beku' karena orang ingin menyimpan hartanya dalam bentuk yang lebih stabil dan kalau bisa sih nilainya meningkat. Hal ini karena emas tidak dapat digunakan sebagai alat tukar jual-beli dengan semudah mata uang dalam bentuk uang kertas, koin, atau debit di kartu ATM.
Hal ini bisa terjadi karena memang konsumen sedang tidak ingin melakukan transaksi terlalu banyak. Di sisi lain, produsen juga sedang turun kemampuan produksi nya. Apalagi karena konsumen memang sedang tidak mampu melakukan transaksi terlalu banyak. Sehingga, produsen juga tidak mau meningkatkan produksi dulu untuk sementara waktu. Kalaupun produsen mau, maka pertanyaan nya, memang nya produsen sedang dalam keadaan yang mampu? Lagipula, toh konsumen juga sedang tidak ingin melakukan transaksi terlalu banyak.
Hal ini cukup familiar dengan kondisi yang terjadi sekarang. Jika siklus ini berputar terus, maka harga emas pun makin naik. Intinya, kalaupun tidak untung, ada kepastian nilai harta tetap aman dan nila nya tetap sama aja lah. Daripada digunakan untuk produksi tapi malah rugi dan nilai nya turun.

Jika kelak setelah obat penghilang Covid ditemukan dan setelah itu bantuan stimulus besar-besaran diluncurkan dalam bentuk 'mencetak uang dari angin', maka hal ini bisa memicu inflasi, namun mungkin hanya untuk sementara. Yaitu ketika barang produksi jumlah nya semakin sedikit namun jumlah uang beredar malah semakin banyak. Sebelum nya ada 10 uang dan 10 barang, lalu menjadi ada 5 uang dan 20 barang. Nilai uang pun turun, misal yang tadi 1 uang dapat 1 barang, malah jadi 4 uang dapat 1 barang. Namun sekali lagi, mungkin hanya untuk sementara waktu saja. Kembali ke siklus tadi, produsen akan melihat bahwa konsumen sudah memiliki uang yang ingin dibelanjakan. Artinya, konsumen sedang dalam keadaan mampu melakukan transaksi lebih banyak. Sehingga, produsen juga menjadi percaya diri meningkatkan produksi. Eeiittss.. Kalaupun produsen mau, maka pertanyaan nya, memang nya produsen sedang dalam keadaan yang mampu? Mungkin produsen sedang tidak dalam keadaan yang mampu untuk meningkatkan produksi, namun permintaan konsumen sudah persisi di depan mata. Sehingga produksi pun digalakkan. Lagipula, konsumen sedang ingin dan sedang mampu untuk melakukan transaksi yang lebih banyak. Sehingga produksi pun digalakkan. Kondisi inilah yang diinginkan terjadi sekarang. Jika siklus ini berputar terus, maka inflasi sementara itu terjadi dalam tempo yang sesingkat-singkat nya.

Lalu, karena produsen butuh dana tambahan untuk modal produksi dan konsumen butuh dana tambahan untuk uang belanja, maka 'uang beku' dalam bentuk emas tadi pun 'dicairkan' , 'dilelehkan' ke dalam wujud mata uang, yaitu uang kertas, koin, atau debit di kartu ATM yang lebih mudah untuk digunakan dalam transaksi, alat tukar jual-beli.

Astaga, tapi saya bukan ahli ekonomi ya, netizen.

Akhir kata, seperti pada awal tulisan, saya sampaikan bahwa tulisan ini sifatnya santai saja. Bukan untuk diseriusin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun