Mohon tunggu...
Samuel Matthews
Samuel Matthews Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Kementerian Pertahanan Republik Indonesia

Manajemen Pertahanan - Ketahanan Energi UNHAN RI - KEMHAN RI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang Rusia vs Ukraina, Apa Dampaknya terhadap Ketahanan Energi dan Pertahanan Negara Indonesia?

30 Agustus 2022   09:58 Diperbarui: 1 September 2022   11:17 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentara Ukraina mengamati lokasi ledakan setelah terjadi di Kota Kiev, Ukraina, pada Sabtu (26/2) pagi. (Sergei SUPINSKY / AFP)

Akibat konflik yang terus berlanjut antara Rusia dan Ukraina, status Rusia sebagai produsen minyak mentah terbesar dunia telah menjadi sumber kekhawatiran bagi para pelaku pasar global, yang menyebabkan peningkatan permintaan minyak mentah. 

Saat ini, harga minyak mentah Brent menguntungkan, mencapai lebih dari seratus dolar per barel. Jika harga ini diasosiasikan dengan harga komoditas AS lainnya, maka harga komoditas lain itu, termasuk batu bara, juga naik.

Harga batu bara telah naik ke titik di mana ada kekhawatiran tentang berkurangnya pasokan gas dari Rusia ke negara-negara Eropa. Akibatnya, ada kecenderungan permintaan batu bara meningkat. 

Setelah harga batu bara, harga CPO juga ikut meningkat karena Ukraina yang merupakan salah satu negara penghasil bunga matahari. Selain itu, permintaan CPO juga naik ke level yang mencapai $1.800 per ton di Amerika Serikat.

Posisi Indonesia yang merupakan net importir minyak mentah, menyebabkan kenaikan harga minyak mentah akan mengakibatkan defisit neraca migas negara. 

Di sisi lain, perekonomian Indonesia akan diuntungkan dengan kenaikan harga BBM. Akibatnya, neraca migas Indonesia cenderung memburuk seiring berjalannya waktu. 

Selain itu, situasi ini berpotensi mencatat surplus neraca nonmigas karena Indonesia ditopang oleh kenaikan harga CPO dan batu bara. Akibatnya, situasi ini memiliki kapasitas untuk mencatat surplus. Kinerja ekspor migas Indonesia dipastikan akan terdongkrak akibat perkembangan tersebut.

Kemudian dari jalur pasar keuangan, Chief Economist Permata Bank Josua Pardede menyatakan bahwa konflik Rusia-Ukraina memicu kekhawatiran perang ini bisa terjadi dan mungkin berlanjut sehingga kekhawatiran mendorong investor global untuk mencari aset – aset yang lebih aman atau aset safe haven. Informasi ini dilansir Talks Podcast Series di kanal YouTube Bisniscom. 

Salah satu aset yang dapat digunakan sebagai lindung nilai terhadap potensi dampak negatif konflik antara Rusia dan Ukraina adalah komoditas emas. Aset lindung nilai lainnya termasuk obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Dari sisi IHSG, hingga saat ini IHSG masih cukup stabil, meski pasti akan ada koreksi akibat kecenderungan investor global untuk mencari aset yang lebih aman, yang tentu saja bisa membuat koreksi.

Dampak ketiga adalah bagaimana hal itu akan mempengaruhi rute perdagangan. Gandum dari Ukraina dikirim ke Indonesia, meskipun Rusia dan Ukraina bukan merupakan mitra ekonomi terpenting bagi Indonesia. Gandum dari Indonesia dikirim ke Ukraina dengan laju hingga 23 persen dari total ekspor negara itu. 

Selama ini, Indonesia bergantung pada Rusia untuk pembelian baja dan besi serta pupuk. Ia menambahkan, proporsi impor pupuk sendiri mencapai sekitar 15 persen dari keseluruhan impor pupuk ke Indonesia. 

Hal ini menunjukkan bahwa jika pada akhirnya terjadi gangguan pasokan global akibat perselisihan kedua negara, maka dapat mengganggu pasokan beberapa komoditas tersebut, yang dapat berdampak pada sektor pertanian seperti serta industri makanan dan minuman. 

Tingkat inflasi dapat terpengaruh sebagai akibat dari ini juga. Kenaikan harga komoditas akan berpengaruh jika terjadi gangguan baik pada sisi suplai maupun produksi di pasar. (Bisnis.com, 2022)

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform, Fabby Tumiwa, menyatakan pelajaran yang dapat diambil dari dampak konflik Rusia-Ukraina khususnya di negara-negara Eropa adalah ketergantungan pada satu komoditas merupakan ancaman bagi ketahanan energi di sebuah wilayah. Pernyataan ini dibuat untuk menjawab pertanyaan tentang apa pelajaran yang bisa diambil dari dampak konflik Rusia-Ukraina khususnya di negara-negara Eropa. (IESR, 2022)

Ia mengklaim bahwa, "IEA juga mengeluh bahwa negara-negara Eropa gagal menerapkan prinsip pertama keamanan energi, yaitu variasi pasokan." Ia merujuk pada kegagalan negara-negara Eropa menerapkan prinsip tersebut. Selain bergantung pada satu kelas komoditas saja, Eropa juga sangat bergantung pada satu negara saja sebagai sumber pasokan. Akibatnya, pasokan energi benua terancam karena hal ini. 

Juga dicatat bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina memiliki dampak besar pada pertumbuhan sumber daya energi di seluruh dunia. Karena dihasilkan secara lokal, energi terbarukan kurang rentan terhadap fluktuasi harga dan pasokan. Akibatnya, penciptaan sumber energi terbarukan di Indonesia kemungkinan akan menjadi kebutuhan mutlak dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk menjamin pasokan energi yang memadai.

Ke depannya kami memprediksikan bahwa konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina masih akan berlanjut dan belum akan berhenti dalam waktu singkat. Serangan masih akan dilakukan baik dari pihak Rusia maupun Ukraina. Rusia akan dapat dengan mudah mengalihkan ekspor sumber daya energinya yang besar dari Barat ke negara-negara yang benar-benar membutuhkannya sambil meningkatkan konsumsi minyak, gas, dan batu bara dalam negeri. 

Pernyataan Presiden AS Joe Biden yang mengatakan bahwa pasukan Rusia melakukan genosida memberi tanda-tanda ke depannya akan dapat terjadi eskalasi ketegangan konflik yang mungkin melibatkan Amerika Serikat. Ke depannya bukan tidak mungkin Perang Rusia vs Rusia melawan AS-NATO Ancaman militer Rusia yang akan menyerang pusat komando Ukraina di Ibukota Kyiv serta melakukan sabotase, dapat terjadi apabila terjadi perkembangan dinamika konflik. 

LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN

Dengan dinamika perkembangan yang terjadi, diperlukan monitoring lebih lanjut terhadap serangan-serangan yang dilakukan Rusia maupun tindakan yang diambil Ukraina serta dampak yang ditimbulkan sebagai bentuk collateral damage dari situasi dan kondisi dari konflik antara Rusia dan Ukraina sebagai bentuk kewaspadaan terhadap pertahanan negara Indonesia. 

REKOMENDASI

Adapun rekomendasi dari segi pertahanan untuk Indonesia berdasarkan fakta-fakta tersebut adalah sebagai berikut:

  • Mewaspadai perkembangan situasi yang terjadi, serta potensi ancaman akibat perang yang terjadi melalui deteksi dini dan cegah dini.
  • Pemerintah harus tetap menjaga ketahanan nasional, di tengah konflik Rusia-Ukraina yang memberikan pengaruh terhadap naiknya beberapa harga komoditi.
  • Mewaspadai perkembangan perang yang dapat berekspansi menjadi perang Rusia vs AS-NATO.
  • Mengingat politik Indonesia yang bebas aktif, maka Indonesia harus mengedepankan perdamaian antar dua negara tanpa memihak dengan berat sebelah kepada salah satu negara.
  • Melakukan monitoring lebih lanjut terhadap perkembangan konflik Rusia-Ukraina untuk dapat dianalisa dan dilaporkan kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun