Mohon tunggu...
Sampang Update
Sampang Update Mohon Tunggu... Admin

Tempat berbagi informasi seputar Kabupaten Sampang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Waduk Nipah: Dari Penolakan, Menjadi Harapan Masa Depan Pangan Sampang

23 April 2025   08:46 Diperbarui: 23 April 2025   15:02 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Waduk Nipah Banyuates Sampang (AI)

Ada yang tak lekang oleh waktu selain harapan dan harapan itu kini tergenang tenang di antara lereng-lereng Desa Montor, Kecamatan Banyuates, Sampang. Namanya Waduk Nipah, waduk terbesar di Pulau Madura yang perjalanannya bukan hanya tentang proyek infrastruktur, melainkan juga tentang upaya menjembatani kepentingan pembangunan dengan keresahan masyarakat.

Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 19 Maret 2016, Waduk Nipah perlahan-lahan mengubah wajah agrikultur di kawasan utara Sampang. Irigasi teknis yang kini mengaliri 1.150 hektare lahan pertanian adalah hasil kerja keras lintas zaman, dimulai sejak era Orde Baru yang sempat tersendat karena penolakan warga.

Kini, di era Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas nasional, Pemerintah Kabupaten Sampang kembali menaruh harapan besar pada waduk ini. Para petani diimbau untuk mengoptimalkan penanaman padi dan jagung sebagai bagian dari strategi daerah menopang ketahanan pangan nasional.

Air yang Menyuburkan, Harapan yang Menyala

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Sampang, Suyono, menyatakan bahwa potensi Waduk Nipah sangat besar. Lahan-lahan tadah hujan kini telah berubah menjadi sawah teknis, sebuah peningkatan yang secara langsung menaikkan produktivitas pertanian. Di Desa Montor saja, produksi padi bisa mencapai 7 ton per hektare angka yang mencerminkan transformasi nyata.

Sistem jaringan irigasi yang terintegrasi meliputi delapan desa, dari Tebanah hingga Banyusokah, membentuk jalinan kehidupan yang baru. Air dari bendungan Montor dan Tebanah mengalir melalui saluran primer dan sekunder, menyentuh petak-petak tersier yang dulu kerap gersang.

Lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan irigasi, Waduk Nipah kini juga berperan sebagai kawasan konservasi sumber daya air, tempat wisata, dan lokasi pengembangan perikanan darat. Fungsi ganda ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya soal angka dan struktur, melainkan juga ekosistem sosial dan lingkungan.

Menatap Ke Depan dengan Kaki di Tanah Sendiri

Refleksi dari pembangunan Waduk Nipah adalah bagaimana sebuah infrastruktur bisa menjadi medium rekonsiliasi antara negara dan warganya. Penolakan di masa lalu adalah bagian dari dinamika demokrasi, dan pemanfaatan di masa kini adalah wujud keberhasilan merangkul aspirasi lokal.

Kini, saat musim tanam tiba, para petani tak hanya membawa cangkul dan benih, tetapi juga membawa amanah besar: memastikan pangan tetap tersedia, dari ladang Madura untuk Indonesia. Dengan dukungan penuh pemerintah daerah dan sinergi lintas sektor, Waduk Nipah bukan lagi sekadar bendungan beton, melainkan sumber kehidupan yang berdenyut dari masa ke masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun