Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ferdinand Ramaikan Arena, Habib Rizieq Kian Terpojok?

19 November 2020   23:09 Diperbarui: 19 November 2020   23:18 2922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Pikiran Rakyat.com

ALIH-ALIH bisa mengendalikan keadaan saat menginjakan kakinya kembali di tanah air, Muhamad Rizieq Shihab atau Habib Rizieq Shihab malah harus menerima kenyataan pahit. Tindakannya yang super pede malah berujung denda dan pembatasan ruang gerak. 

Habib Rizieq diharuskan mengeluarkan denda sebesar Rp. 50 juta sebagai konsekuensi telah dengan sengaja mengundang puluhan ribu massa ke acara pernikahan puterinya---Syarifah Najwa Shihab, Sabtu (14/11/20). 

Tak hanya itu. Rencana Habib Rizieq Show offorce (baca : reuni akbar 212) pun harus gagal. Pemerintah tidak memberikan izin. 

Denda 50 juta, saya rasa tak akan menjadi soal bagi orang sekelas Habib Rizieq. Cetek istilahnya. Tapi, masalahnya bukan itu. Peristiwa denda membuktikan bahwa dia bukan orang super yang harus diperlakukan khusus. 

Habib Rizieq tetap saja warga negara biasa yang harus taat pada aturan. Satu hal lagi. Denda Rp. 50 juta juga membuktikan Pemerintah tidak pernah ciut tehadapnya. Seperti diisukan banyak pihak selama ini. 

Kerugian lainnya bagi Rizieq adalah batalnya reuni akbar 212, yang rencananya akan digelar pada 2 Desember di Monas. 

Menurut hematku, reuni akbar 212 bukan sebatas ajang silaturahmi Habib Rizieq dengan kelompoknya, seperti PA 212. Reuni ini sepertinya akan dimanfaatkan demi kepentingan politik kolega-kolega lainnya. 

Sudah menjadi rahasia umum, kelompok-kelompok oposisi yang saat ini beredar di tanah air  barisan untuk mendapatkan dukungan Habib Rizieq. Sebut saja diantaranya Kelompok Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). 

Kelompok yang digagas Din Syamsuddin dan kawan-kawan ini memunculkan nama mantan Panglima TNI, Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo. Presidium KAMI ini telah digadang-gadang akan dimunculkan sebagai capres pada 2024 mendatang. 

Namun, sepertinya untuk sementara rencana merapatkan barisan harus ditunda, seiring tidak diberikannya izin kerumunan massa oleh pemerintah. Dan, Habib Rizieq pun harus gigit jari. 

Memaksakan kehendak sama halnya melawan pemerintah. Itu artinya kiamat baginya. Sebab pemerintah akan bertindak tegas sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun