Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Asmara Pierre Tendean Sebelum G30S 1965

29 September 2020   11:09 Diperbarui: 29 September 2020   11:13 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MALAM jahanam pada pada 30 September 1965 masih menyimpan setumpuk misteri yang cukup sulit terungkap. Siapa sebenarnya dalang di balik semua peristiwa yang selanjutnya disebut peristiwa Gerakan 30 September (G30S) tersebut. 

Berkat film propaganda penguasa orde baru (Orba) dengan judul "Pengkhianatan G30S/PKI", sebagian besar masyarakat tanah ais hampir dipastikan sempat percaya dan yakin bahwa dalang dari semua itu adalah Partai Komunis Indonesi (PKI). Namun, pasca lengsernya Presiden Soeharto tahun 1998 silam, perlahan keyakinan itu goyah, karena ternyata cukup banyak versi dan teori yang menjadi alasan terjadinya G30S. 

Beberapa teori atau versi terjadinya peristiwa G30S diantaranya cukup mengejutkan. Betapa tidak, nama-nama seperti Presiden Sukarno, Presiden Soeharto hingga TNI Angkatan Darat juga dicurigai sebagai dalang. Tentu diihat dari sudut pandang dan kepentingan yang berbeda. 

Namun, terlepas dari segala teori dan versi yang ada, fakta yang tidak bisa disangkal adalah telah terjadi peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap enam jendral dan satu perwira pertama. Para korban pembunuhan tersebut dimasukan ke sumur tua. Lubang Buaya. 

Nama-nama yang menjadi korban pada malam jahanam itu adalah, Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI Raden Suprapto, Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo dan ajudan Jendral Abdul Haris Nasution, dan Lettu Pierre Andreas Tendean. Berkat jasa-jasanya terhadap bangsa dan negara, ketujuh korban itu oleh pemerintah dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi. 

Pierre Tendean Korban Salah Sasaran

Seperti telah banyak diungkap, yang menjadi sasaran penculikan pada malam G30S 1965 adalah petinggi TNI Angkatan Darat (AD), termasuk Jendral Abdul Haris (AH) Nasuton. Mereka dicurigai atau mungkin tepatnya difitnah sebagai anggota dewan jendral yang hendak melakukan "kup" terhadap Presiden Sukarno sang pemimpin besar revolusi. 

Hanya saja, Jendral AH Nasution selamat. Kendati begitu, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut. 

Merujuk pada rencana gerakan 30 September 1965, semestinya Lettu Pierre Tendean tidak termasuk sasaran penculikan. Pria tampan kelahiran 21 Februari 1939 itu bukanlah petinggi AD. Dia hanya ajudan Jendral AH Nasution. 

Kenapa Pierre Tendean diculik? 

Seperti bisa kita lihat pada film Pengkhianatan G30S/PKI, saat para penculik mendatangi kediaman AH Nasution membikin gaduh dan membangunkan Pierre dari tidurnya. Dengan senapan di tangan, Pierre pun menuju sumber kegaduhan. Sialnya, dia disambut dengan todongan senapan banyak penculik berseragam pasukan Cakrabirawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun