KEMBALI, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjadi sorotan publik, setelah keputusannya menjadikan ganja sebagai tanaman yang masuk dalam daftar binaan bakal dicabut.Â
Sebetulnya, Keputusan Menteri Pertanian RI (Kepmentan) Nomor 104/KPTS/HK.140/M/2/2020 tentang Komoditas Binaan Kementan, telah ada sejak bulan Februari 2020 lalu. Namun, kembali mencuat baru-baru ini.Â
Dengan adanya sorotan publik terhadap keputusan tersebut di atas berarti semenjak dilantik menjadi Menteri Pertanian pada Oktober 2019, setidaknya telah dua kali mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini menjadi sorotan publik.Â
Sebelumnya, politisi Partai Nasdem tersebut cukup membuat heboh dengan terobosannya mengembangkan sebuah kalung yang disebut-sebut anti virus corona. Bahan kalung itu sendiri mentandung atau terbuat dari tanaman Atsiri (eucalyptus).Â
Namun kemudian terobosan Kementan itu menguap begitu saja. Karena ternyata kalung eucalyptus dimaksud tak lebih dari sekadar obat herbal biasa.Â
Dengan adanya dua sorotan publik tersebut di atas, tentu kita tidak bisa langsung memvonis bahwa Syahrul tidak mampu atau kurang menguasai dunia pertanian.Â
Kendati demikian, tak urung hal ini menguatkan spekulasi yang selama ini beredar, bahwa yang bersangkutan akan digeser atau diganti posisinya oleh Menteri Pertahanan (Mentan) Prabowo Subianto.Â
Adalah Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane, pihak yang telah menghembuskan isu reshuffle dimaksud.Â
Dalam beberapa kesempatan, Neta mengatakan, setidaknya ada 11 hingga 18 kementrian yang akan diganti atau digeser dalam waktu dekat. Salah satunya adalah Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto.Â
Dikatakan Neta, Prabowo akan menggantikan posisi Syahrul Yasin Limpo, sebagai Menteri Pertanian.Â
Apa yang di katakan Neta boleh jadi baru sebatas asumsi. Akan tetapi, jika melihat gelagat yang terjadi sebelumnya, dimana Presiden Jokowi menugaskan Pabowo Subianto sebagai penanggung jawab penanganan lumbung pangan nasional (food estate), rasanya cukup beralasan.Â
