Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Lagi, Narasi Anies Dianggap Omong Kosong

12 Juli 2020   15:55 Diperbarui: 12 Juli 2020   15:46 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan | Jpnn.com

KEPUTUSAN sepihak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait penerbitan izin reklamasi perluasan Ancol menuai kritikan.

Kritikan ini tidak hanya datang dari pihak-pihak yang memang selama ini selalu berseberangan sikap dengan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Tapi, juga datang dari relawan pendukungnya saat kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 lalu.

Relawan pendukung Anies Baswedan-Sandiaga Uno (pasangannya saat Pilgub 2017) yang tergabung dalam Jaringan Warga (Jawara), Forum Lintas Masyarakat Jakarta Utara dan Forum Komunikasi Nelayan Jakarta, begitu kecewa terhadap Anies,  atas kebijakannya yang tidak sesuai dengan janji kampanyenya dulu.

Padahal, salah satu alasan kuat mereka menjadi relawan pendukung pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno tersebut adalah karena adanya kesepakatan untuk sama-sama menolak adanya reklamasi di kawasan teluk Jakarta.

Maka, saat Anies dianggap telah mengingkari janjinya itu. Mereka dengan tegas menolak atas terbitnya Keputusan gubernur (Kepgub) nomor 237 tahun 2020, tentang izin perluasan kawasan reklamasi Dunia Fabtasai (Dufan) seluas 35 hektare (ha) dan kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol seluar 120 ha.

Kendati demikian, bukan Anies namanya kalau tidak bisa menjawab kritikan tersebut. Dengan santuy, mantan Rektor Universitas Paramadhina Jakarta tersebut mengaku bahwa reklamasi di kawasan Ancol semata-mata untuk menyelamatkan warga Jakarta dari ancaman banjir.

"Jadi ini adalah sebuah kegiatan untuk melindungi warga Jakarta dari bencana banjir. Ini berbeda dengan proyek reklamasi yang sudah dihentikan itu," kata Anies dalam siaran di YouTube Pemprov DKI, Sabtu (11/7/2020). Detikcom.

Masyarakat atau publik awam boleh jadi percaya dengan narasi yang dibangun oleh Anies Baswedan dimaksud. Tapi tidak dengan Ketua Fraksi Golkar DPRD Jakarta, Basri Baco. Narasi Anies hanya dianggap omong kosong belaka.

"Sekarang gini mereklamasi untuk apa dulu? Dijelaskan dulu, mau ngapain? Jangan-jangan nanti cukong-cukong lagi yang berkuasa di situ, cukong-cukong lagi yang punya proyek di situ," kata Basri, Sabtu (11/7/2020). Detikcom.

"Pengerukan itu zamannya Foke, zamannya Jokowi, zamannya Ahok pengerukan itu kan ditimbun semua di Ancol Timur. Memang untuk nimbun ke laut, sehingga jadi daratan tuh yang tadinya rawa-rawa sekarang jadi daratan. Terus apa hubungannya sama banjir?," Imbuh Basri.

Masih dikutip detikcom, Basri menyebut alasan Anies mereklamasi Ancol untuk dijadikan kawasan wisata terbesar di Asia hanya pembodohan rakyat. Menurutnya, rancangan 155 hektare lahan perluasan kawasan Ancol pun tidak jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun