Bismillahirrahmaan nirrahiim
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Menjawab Status Facebook dari seorang Teman yang Bernama SANDRA BURNAMA pada hari Kamis, 20 November 2014
Tapi sangat di sayangkan Status itu sepertinya sudah dihapus oleh yang bersangkutan, dan kemudian dia juga memutuskan hubungan pertemanan kami di Facebook. Statusnya kurang lebih begini, ###saya tidak pernah beli premium karena antrian nya panjang dan pelayanan nya kurang bagus, makanya sy beralih ke Shell. Kenaikan BBM cuma 2.000 rupiah jangan terlalu dibesarkan,biasa aja lah. makanya siapa suruh sering Nongkrong di Mall, Beli makanan Junk Food, Kurangi Merokok..Jangan Main di hotel...bla..bla...bla...### saya sudah lupa kalimat selanjutnya tapi di Akhiri kata "Mikir...!!!"
Catatan : Kira2 isi statusnya begitu meski berbeda redaksi, karena sangat disayangkan sy lupa meng copy status tersebut, karena tidak menyangka SANDRA BURNAMA akan Menghapus status tersebut dan memutuskan Hubungan Pertemanan kami di Facebook.
Saya sedikit akan cerita, awal pertemanan kami, Saya dan Sandra Burnama pada Tahun 2005 sama-sama bekerja di PT. EXcelcommindo Pratama (kini jadi AXIATA) sebagai Contact Centre/Call Center. Awal Tahun 2006 saya mengundurkan diri dari PT. EXcelcommindo Pratama karena melanjutkan Kuliah, setelah itu otomatis kami tidak pernah bertemu kecuali melalui jejaring Sosial Facebook.
Terus terang saya kagum dengan Pemikiran SANDRA BURNAMA yang mengajak kita untuk hidup sehat dengan TIDAK MEROKOK, TIDAK MAKAN JUNK FOOD, TIDAK Nongkrong Di Mall dan TIDAK Kelayaban di Hotel. 100% saya mendukung himbauan tersebut. Karena menurut saya Junk Food dan Rokok tidak bagus utk kesehatan, Nongkrong di Mall kerjaan ABG Galau jadi tdk ada Faedahnya, selanjutnya Kelayaban di Hotel?? Mohon maaf saya bukan Jablay yg suka mendatangi hotel untuk Bobo siang atau Bobo ala kadarnya. Prinsip saya Rumahku Istana Ku.
Tapi kalau soal kenaikan harga BBM yg katanya CUMA Rp.2.000, kemudian kita rakyat di suruh untuk "MIKIR...!!!" rasanya saya keberatan, mungkin Extreme nya saya mengutuk keras orang yang menyarankan itu.
Pertama : Mikir adalah tugas Presiden, Mikir gimana caranya mensejahterakan 220 juta penduduk Indonesia, Mikir gimana caranya menjamin Pendidikan dan Kesehatan utk seluruh Rakyat Indonesia, sesuai dengan Amanah Undang-Undang Dasar.
Kedua : Bukankah Presiden terpilih kita mengumbar Janji manis ketika Kampanye, bahwa tidak akan menyulitkan rakyat kecil?? tidak akan menaikan harga BBM?? Janji adalah hutang kan? dan wajib Hukum nya bagi setiap Muslim menunaikan janjinya...Pak Jokowi Seorang Muslim kan?? *Nanya aja*
Kalau kemudian persoalan "Mikir" dibebankan kepada Rakyat Kecil yang sudah bayar Pajak untuk pendapatan Negara yg mungkin sebagian nya digunakan untuk membayar Gaji bapak Presiden, rasanya kok gak Adil ya?? lalu utk apa ada Presiden? untuk apa jadi Presiden kalau mikir saja tidak bisa?? lalu kenapa Pula Ngotot ingin jadi Presiden dengan catatan Kecurangan nya???