Kelompok anti Nasionalisme ini memang ada. Mereka terorganisir, terstruktur dan sistematis. Mereka menyublim ketengah masyarakat yang kemudian memprovokasi dalam tiap pergaulannya.
Aksi mereka selalu mencari masyarakat awam sehingga mudah terbawa doktrin. Harapannya bersi keras dan kekeh yakni hanya satu Islam Kaffah Ala Minhaji Nubbuwah khilafah Islamiyah. Mereka sedang mimpi disiang bolong ternyata.
Agama bagi mereka hanya sebatas Dalil dan Hadist sehingga yang tidak berdalil yang tidak berhadist akan mudah dicap sebagai golongan sesat bagi mereka.
Apa bila hal ini terus didiamkan di Negara indonesia maka paham anti nasionalisme tersebut akan masuk mendoktrin dan menguasai orang awam lalu diprovokasi setelah itu mudah di adu domba sesama.
Jika terus berlarut ajaran ini maka sungguh bahaya yang akan terjadi kerusakan hebat sebagaimana yang terjadi di Negara Timur Tengah atas akibat sekelompok kecil atau ormas yang memberontak terhadap Pemerintah yang sah secara konstitusional seperti di Indonesia.
Masyarakat harus sadar sedini mungkin bahwa rusak dan hancurnya suatu Bangsa itu semua berada dipundak masing-masing. Oleh karena itu mari bersatu padu untuk Indonesia Maju. Jangan sampai Indonesia yang kita cintai ini rusak seperti Syiria, Yaman dan lainnya.
Pancasila adalah dasar Negara Indonesia yang harus disukuri agar dapat dipertahankan dari segala ancaman marabahaya bagi masyarakat Indonesia.
Sebuah buku filsafat dari karya pak Gianto pun mengatakan bahwa Pancasila adalah sesuatu karya bersama Bangsa Indonesia. Pancasila itu bukan milik satu golongan saja atau Partai tertentu saja akan tetapi Pancasila ini adalah milik kita bersama sebagai orang Indonesia.
Sebagaimana dinyatakan oleh Presiden Soekarno pada pidatonya saat bertemu di dalam acara Gerakan Pembelaan Pancasila yang berlokasi di Istana Negara yakni pada 17 Juni 1954 yang lalu.
"Pancasila adalah dasar Negara dan harus kita pertahankan ssbagai dasar Negara jika tidak mau mengalami bahaya besar terpecahnya Negara ini...jangan ada sesuatu partai berkata Pancasila asasku. PNI ini tetaplah pada Marhaenisme, oleh karena itu PNI mempertahankan Pancasila, tapi jangan berkata PNI berdasar pada Pancasila. Sebab jikalau dikatakan Pancasila adalah ideologi Partai, lalu partai-partai lain tidak mau". (Soekarno)