Kab. Malang, Kec. Singosari, Desa Gunungrejo, Dusun Biru --
Anggota KKM UIN Malang melakukan kunjungan ke salah satu home industry shuttelcock yang bertempat di Dusun Biru Desa Gunungrejo sebagai langkah awal tim KKM mengetahui potensi dan UMKM yang ada di Gunungrejo. Pada sabtu, 24 Desember 2022 (24/12/2022).
Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia memiliki beberapa potensi yang perlu dikembangkan. Salah satunya adalah UMKM atau home industry, UMKM merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh warga dengan modal yang tidak terlalu tinggi dan sasarannya warga sekitar bahkan bisa sampai luar negeri.
Bu Tika adalah salah satu pengrajin shuttelcock yang ada di dusun biru, beliau telah mendirikan usaha tersebut kurang lebih selama 4tahun. Beliau memulai usaha tersebut ketika menjadi seorang buruh di salah satu usaha produksi shuttelcock, kemudian beliau mendirikan usaha produksi suttelcock sendiri dengan menggunakan brand "Aspro". Dengan berdirinya usaha tersebut, beliau berhasil membuka lapangan pekerjaan untuk warga sekitar.
"Alhamdulillah sampai sekarang sudah memilki tenaga kerja sebanyak 25-27 orang" ucap bu Tika. Denagan adanya UMKM seperti ini diharapkan bisa membantu angka pengangguran yang ada di Indonesia. Untuk produksi shuttelcock memerlukan bulu angsa yang di import dari Taiwan dengan harga satu karung Rp. 8,5 Juta per karung. Kurangnya bahan produksi yang dihasilkan, maka dari itu bahan baku di impport dari negara lain dengan kualitas terbaik.
Setelah memproduksi shuttelcock dengan berbagai jenis serta kualitas yang di miliki, Tika home industry mendistribusikan ke Aspro centre yang terletak di wilayah Kendedes, Desa Pagetan, Singosari. Tika home industry mendistribusikan kurang lebih sebanyak sepuluh sampai dua belas slop dalam setiap harinya. Di samping itu limbah atau bahan yang tersisa dari pembuatan shuttlecock di manfaatkan sebagai bahan campuran konsentrat bagi warga sekitar yang membutuhkan, sehingga bahan sisa dari pembuatan shuttlecock tersebut tidak menjadi sampah bagi masyarakat.
Dengan demikian, UMKM pembuatan shuttlecok di Desa Gunung rejo telah memberikan banyak manfaat khususnya bagi masyarakat sekitar, yang secara tidak langsung telah merangkul dan memberikan pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan. Tika home industry telah menjadi salah satu wadah yang terus mengembangkan potensi dalam pembuatan shuttlecok, dengan kualitas serta dedikasi yang tinggi untuk memberikan hasil yang memuaskan bagi para customer. Saat ini, Tika home industry memfokuskan pada brand Aspro sebagai produk yang terus dikembangkan dan dipasarkan dikalangan masyarakat, di samping itu Tika home industry memiliki keinginan untuk menerbitkan brand sendiri yang bernama Aldin sebagai upaya dalam meningkat dan melebarkan kiparah mereka dalam dunia industry atau UMKM di Desa Gunung Rejo.
Semoga dengan adanya Tika home industry dapat memberikan motivasi bagi kalangan muda mudi atau masyarakat untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi UMKM di daerah lain. Sebagai upaya untuk membangun desa lebih maju dengan produk UMKM yang memilki kualitas terbaik.
Editor
Muhammad Akhsanul Rizqullah
Muchlis
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI