Mohon tunggu...
Bagus Kusuma
Bagus Kusuma Mohon Tunggu... -

Ayah dari 3 orang Anak. Mengelola web pribadi di http://samarakita.net

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Chemistry Cinta Suami Isteri

13 April 2012   00:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:41 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Qs. ar-Rûm [30]: 21)
Mengenai ayat di atas Ibn Katsir berkata dalam tafsirnya, “Di antara tanda kebesaran-Nya yang menunjukkan keagungan dan kesempurnaan kekuasaan-Nya, Dia menciptakan wanita yang menjadi pasangan kamu berasal dari jenis kamu sendiri sehingga kamu cenderung dan tenteram kepadanya. Andaikata Dia menjadikan semua Bani Adam (manusia) itu laki-laki dan menjadikan wanita dari jenis lain selain mereka, seperti bila berasal dari bangsa jin atau hewan, maka tentu tidak akan terjadi kesatuan hati di antara mereka dan pasangan (istri) mereka, bahkan sebaliknya membuat lari, bila pasangan tersebut berasal dari lain jenis. Kemudian, di antara kesempurnaan rahmat-Nya kepada Bani Adam, Dia menjadikan pasangan mereka dari jenis mereka sendiri dan menjadikan di antara sesama mereka rasa kasih(mawaddah), yakni cinta dan rasa sayang (rahmah),serta rasa kasihan. Sebab, bisa jadi seorang laki-laki mengikat wanita karena rasa cinta atau kasih terhadapnya hingga mendapat kan keturunan darinya atau ia (si wanita) butuh kepadanya dalam hal nafkah atau agar terjadi kedekatan hati di antara keduanya, dan lain sebagainya”

Sungguh, ternyata sejak awal penciptaan pasangan anak manusia memang didesain sebagai dua jiwa yang dapat dipersatukan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Cinta ditumbuhkan diantara mereka sebagai suatu fitrah dan fitrah adalah kebutuhan. Selanjutnya ajaran Islam pun hadir untuk meregulasi setiap fitrah yang ada sehingga menjadi tepat guna. Kenapa harus tepat guna? Karena ketika fitrah tidak diatur dan dikendalikan maka yang timbul bukanlah kebaikan tetapi masalah bahkan kerusakan. Sebagai seorang muslim saya pribadi sangat mempercayai hal itu.

Kenapa ada pasangan yang tidak merasa tenteram dan bahagia menjalani pernikahan ?

Awalnya ada cinta tapi tiba-tiba hambar lalu terasa menyiksa lama-lama seperti neraka. Ini kadang terjadi dalam hubungan suami isteri. Fitrah cinta yang seharusnya membawa kedamaian dan kasih sayang malah menjadi sebaliknya. Bukankah fitrah cinta suami isteri seharusnya membawa rasa sakinah (ketenangan)?

Bicara tentang fitrah, seperti halnya cinta, makan pun merupakan suatu fitrah. Fitrah makan diciptakan agar kita bisa bertahan hidup dan memiliki cukup energi dari makanan yang kita makan. Apa jadinya ketika kita makan tidak dengan aturan yang benar atau memakan makanan yang benar? Sudah tahukah Anda bahwa sebagian besar penyakit itu berawal dari perut tempat berkumpulnya makanan kita? Maka bisa dikatakan makan dengan cara yang tidak sesuai akan menimbulkan masalah kesehatan dan ini jelas sudah bergeser jauh dari tujuan awal fitrah makan. Lalu menurut Anda apa yang terjadi jika fitrah cinta diaplikasikan dengan cara yang salah ?

Ketika cinta tidak diaplikasikan dengan cara yang tepat maka tak heran akan muncul kisah isteri yang tidak mau tidur dengan suaminya, suami yang benci melihat wajah isterinya, atau suami isteri yang tidak saling menghormati satu sama lain.

Memupuk Cinta Agar Sakinah

Rasulullah s.a.w bersabda: apabila seorang suami memandang kepada isterinya dan isterinya memandang kepadanya, maka Allah akan memandang mereka dengan kasih sayang. Lalu bila suami memegang-megang tapak tangan isterinya, maka dosa-dosa mereka akan berguguran melalui jari jemari mereka.

(Hadith Shahih)

Rasul menyampaikan dalam hadist di atas betapa interaksi yang penuh dengan rasa cinta yang tulus dapat mendatangkan kasih sayang Allah dan menghapuskan dosa-dosa pasangan suami isteri. Ketika kasih sayang Allah meliputi sebuah pasangan suami isteri maka apakah lagi yang lebih indah dari itu. Allah yang menciptakan rasa cinta maka lihatlah bagaimana Allah mengajarkan cara memupuk dan mengajarkan cinta lewat teladan mulia. Tatapan dan sentuhan penuh cinta dan ketulusan adalah pupuk ajaib untuk menumbuhkan dan menguatkan cinta.


Sulitkah menatap dan menyentuh dengan penuh cinta kepada pasangan?
Pertanyaan aneh..!:) Apa susahnya melakukan dua hal tersebut. Kalau dalam keadaan normal tentu mudah melakukan dua hal tersebut, tapi bagaimana jika Anda sedang konflik dengan pasangan? Masih mudahkah? Jawabnya adalah “Sulit” kalau anda belum bisa meruntuhkan benteng keangkuhan karena merasa lebih benar atau lebih berkuasa. Biasanya suami memiliki benteng keangkuhannya lebih tinggi dibandingkan isteri (maaf ya para suami  saya juga seorang suami kok). Maka tinggal pilih, meruntuhkan keangkuhan diri atau meruntuhkan mahligai rumah tangga. Kalau dua hal mudah ini sulit Anda lakukan begaimana dengan hal-hal yang lain? Memuji kecantikan, mengantar berbelanja, memberi hadiah, boncengan dan lain-lain sepertinya akan jadi mustahil dilakukan.

Bersikap lemah lembut tidak akan membuat seorang suami terlihat lemah di hadapan isterinya karena seorang pria yang gagah perkasa bahkan setan pun takut kepadanya suka sekali pada waktu tertentu bermanja-manja layaknya anak kecil dihadapan isterinya, itulah Umar bin Khattab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun