Mohon tunggu...
Bagus Kusuma
Bagus Kusuma Mohon Tunggu... -

Ayah dari 3 orang Anak. Mengelola web pribadi di http://samarakita.net

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Menjadi Suami Sholeh

23 April 2012   01:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:16 5610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Suami sholeh adalah suami yang menjadi teladan dalam ketaqwaan kepada Allah, dicintai dan dikagumi istri dan anak-anaknya, kadang ia menjadi imam dengan kemuliaan akhlak, guru kharismatik, orang tua pelindung yang bijak, pangeran yang gagah, pacar yang genit, teman sejati, eh… kadang kekanak-kanakan juga lhoo, suka bercanda dan manja sekali pada istrinya.

Ia pun memaksimalkan ikhtiar dan doa di penghujung malamnya, untuk keselamatan keluarganya dari fitnah dunia dan akhirat. Keluarga baginya pertama tetapi umat baginya utama, Subhanallah….

Pojok Arifin Ilham. Republika.co.id


Sungguh, tulisan singkat dari Ust. Arifin Ilham sudah cukup menggambarkan karakter seorang suami sholeh membuat saya mikiir terus. Saya kayak gitu nggak ya ....


Training yang Menyadarkan

Beberapa tahun yang lalu saya dan isteri mengikuti sebuah pelatihan yang dibimbing oleh Ustadz Cahyadi Takariawan (wonderful-family.web.id)di Bogor. Ustadz Cah begitu beliau dipanggil adalah seorang konsultan dan pakar dalam masalah rumah tangga sehingga kerap memberikan inspirasi bagi klien, pembaca buku, dan murid-muridnya.

Pada sebuah sesi, beliau meminta peserta untuk menuliskan sebanyak mungkin hal-hal positif dari pasangannya masing-masing dalam waktu 3 menit. Segera saja kami berkonsentarsi mengingat kebaikan pasangan. Muncullah poin demi poin kebaikan sang Isteri tercinta…dia sangat keibuan, lebih dewasa cara berfikirnya dari saya, penuh cinta dan kasih sayang…dll. Waktu habis dan kertas dikumpulkan kembali.


Ustad Cah kemudian mengajukan pertanyaan siapakah yang menuliskan lebih dari 20 poin….namun tidak ada peserta yang mengacungkan tangan. Lalu siapakah yang menuliskan lebih dari 15 poin….aduh istriku ngacung gak ya (ngerep mode on)…dan ternyata dia nggak ngacung (ngarep mode off). Hanya ada dua orang dari 100-an peserta yang mengacung satu dari wanita dan satu dari pria. Luar biasa…jangan-jangan kalau dikasih waktu 4 menit bisa lebih dari 20 poin . Lalu ia pun memaparkan satu demi satu kelebihan suaminya dihadapan peserta. Para suami hanya bisa mesem-mesem mendengarnya karena banyak dari kelebihan tersebut yang mungkin tidak ada pada diri mereka.


Suami dari si wanita adalah teman dekat saya. Seusia dengan saya dan teman seperjuangan sejak bangku SMU tapi dia lebih sholeh, lebih kalem, katanya sih lebih ganteng (kalau ini relatif lah), lebih teratur, lebih cerdas, dan lebih dapat diandalkan. Pantesan ajjaaa… ;P


Pada pelatihan di tempat yang lain Ustad Cah menuliskan dalam blognya (cek disini) tentang reaksi seorang peserta. Beliau menuliskan sebagai berikut:

“Tolong bacakan 16 poin kebaikan suami tersebut”, pinta saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun