Oleh Sam Edy Yuswanto*
Judul Buku : Tuhan, Saya Ingin Bahagia
Penulis : Ngadiyo
Penerbit : Diomedia
Cetakan : I, September 2017
Tebal : 256 halaman
ISBN : 978-602-6645-36-4
Banyak jalan yang dapat ditempuh untuk meraih kebahagiaan dalam hidup ini. Ngadiyo, penulis buku “Tuhan, Saya Ingin Bahagia” memaparkan sederet rahasia hidup bahagia yang dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, bahagia dengan belajar. Kita akan bahagia bila selalu belajar, karena belajar adalah sebuah proses yang harus dilalui tiap manusia. Melalui proses pembelajaran, manusia akan mengasup beragam ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan ini. Menurut Ngadiyo, “belajar seharusnya berusaha mendapatkan kepandaian dengan cara yang tidak memaksa dan menghibur.” Atau dengan kata lain “belajar atas dasar kebahagiaan.”
Belajar tentu tidak hanya terbatas di bangku pendidikan formal seperti sekolah saja. Karena pada hakikatnya belajar harus dilakukan sepanjang usia. Belajar bisa diperoleh dari beragam buku bacaan. Tentu menjadi sebuah ironi ketika banyak siswa dan mahasiswa yang tidak gemar membaca buku, padahal membaca adalah jalan utama merasakan kenikmatan intelektual bersama para ilmuwan dari karya-karya mereka (hal 24).
Kedua, bahagia dengan berkarya. Berkarya merupakan wujud rasa syukur atas karunia otak dari Allah Swt. kepada manusia. Orang yang berkarya pada hakikatnya sedang merayakan kebahagiaan paling tinggi karena mampu berkreasi atas penggalian ide dan berhasil mewujudkannya. Berkarya di sini tentu banyak ragamnya, misalnya berupa sastra, arsitek, tari, lukisan, kuliner dan lain sebagainya (hal 87).
Ketiga, bahagia selanjutnya adalah dengan berasmara. Ngadiyo berpendapat bahwa asmara merupakan perasaan senang terhadap orang lain yang dikagumi dengan sifat khusus. Katakanlah rasa cinta. Cinta berhubungan asmara karena menaruh kasih sayang terhadap orang yang dicintai.