Tagar #INAelectionObserverSOS jadi trending twitter dunia pada Rabu (20/3/2019). Namun hingga beberapa hari setelahnya, tagar tersebut masih bertahan di trending twitter Indonesia. Tagar tersebut digunakan warganet pendukung Prabowo-Sandi untuk menuding aparat kepolisian tidak netral.Â
Aparat kepolisian sebagai "wasit" dalam Pemilu, dituduh ikut andil bagian dalam memenangkan salah satu calon presiden.
Tagar tersebut saya yakin memang sudah dipersiapkan dengan matang. Tudingan ke kepolisian itu dimulai saat akun opposite membuat sebuah video yang menyebut polisi menjadi buzzer-nya Jokowi, melalui aplikasi my shambar. Lalu video sejumlah polisi mengajak masyarakat berterima kasih ke Jokowi juga dipakai untuk menyerang.
Melalui tagar ini mereka meminta adanya pengawas Pemilu internasional agar tidak terjadi kecurangan.
Sebenarnya agak lucu juga. Selama ini mereka teriak anti asing, tetapi meminta bantuan asing. Saya mencoba membaca dari sudut pandang yang berbeda.
Saya menilai tagar ini justru bentuk keyakinan BPN bahwa Prabowo akan kalah.
Ini adalah salah satu usaha pamungkas BPN. Mereka tahu, di atas kertas Prabowo sulit menang. Jika memakai cara biasa dan normal, susah untuk menaikkan elektabilitas Prabowo-Sandi. Makanya BPN mencoba menggerus elektabilitas Jokowi apa pun caranya.
Pada menjelang garis finis kampanye BPN mencoba mem-framing bahwa pemilu curang. Upaya mendelegitimasi KPU sudah dibuat sampai ada aksi seru umat bada jumat di gedung KPU. Dan sekarang aparat kepolisian yang diserang. BPN ingin berinvestasi dengan framing pemilu curang.
Saya menduga BPN sedang mendoktrin secara terbuka pendukung Prabowo-Sandi bahwa cuma kecurangan yang mengalahkan Prabowo-Sandi.
Indonesia sudah darurat. Itu kata mereka. Padahal memang mereka ingin Indonesia darurat demi mengambil alih kekuasaan. Itu tujuan mereka.
Sadar semburan dusta tidak efektif menggerus elektabilitas Jokowi. Maka cara terakhir adalah menjadikan Indonesia darurat. Hoax oplas Ratna Sarumpaet gagal. Hoax 7 kontainer juga gagal. Melakukan kampanye sandiwara juga terbongkar. Kampanye hitam ala emak-emak Pepes juga berujung penjara.