Mohon tunggu...
Salsa Aprilianti Sugarjito
Salsa Aprilianti Sugarjito Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Negeri Jakarta

ESTP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sistem Masuk PTN 2023 Berbeda?

22 September 2022   11:09 Diperbarui: 22 September 2022   11:13 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti apa perubahan pola seleksi masuk PTN 2023? tetap terdapat 3 jalur seleksi masuk PTN, yaitu seleksi berdasarkan prestasi, tes dan mandiri oleh perguruan tinggi. Untuk jalur  prestasi atau jalur SNMPTN, Pak Nadiem mengatakan tidak akan membedakan calon mahasiswa/i berdasarkan jurusannya dipendidikan menengah. Agar siswa/i dapat lebih leluasa untuk memilih jurusan yang sesuai dengan minta dan bakatnya masing - masing. 

 Mengapa? karena mengingat minat siswa/i yang masih sangat mugkin berubah pada usia muda, sehingga jurusan yang diminati belum tentu sejalur dengan jurusan saat sekolah menengah. Pemerintah juga mewajibkan bobot minimal 50% untuk nilai rata - rata dari seluruh mata pelajaran dan 50% sisanya diserahkan ke Perguruan Tinggi masing - masing. 

Untuk jalur tes atau yang lebih kita kenal dengan SBMPTN, pemerintah memutuskan untuk menghapus tes mata pelajaran dan menggantikannya dengan tes skolastik. Tes Skolastik akan mengukur potensi kognitif, penalaran matematika, literasi Bahasa Indonesia, serta literasi Bahasa Inggris.

Tes Mata Pelajaran dalam SBMPTN dihapus? Menurut Pak Nadiem, dengan model tes yang hanya Tes Skolastik saja, guru - guru tidak lagi dibebani dengan banyaknya materi yang harus diajar, namun bisa mendalami sistem belajar yang lebih menyeluruh, fokus pada penalaran, dan bukan hafalan. Para siswa/i juga tidak dituntut untuk menghafal materi pembelajaran yang padat , tetapi hanya dituntut untuk dapat berfikir secara kritis. 

Dengan sistem tes PTN terbaru yang akan dilaksanakan tahun 2023 juga dapat mengatasi permasalahan ekonomi siswa/i yang kadang diberatkan dengan pengeluaran biaya - biaya untuk mengikuti bimbingan diluar sekolah demi lulus PTN. 

Apa itu pembelajaran berbasis nalar? Pengamat pendidikan, Itje Chodijah mengatakan pendidikan berbasis nalar bertujuan untuk membangun kecakapan bernalar, mengembangkan karakter, pola pikir yang kritis dan analitis. Dengan demikian para siswa/i diharapkan mampu memecahkan persoalan dan menghadapi tantangan di era saat ini. 

Pembelajaran berbasis nalar juga menguntungkan siswa/i karena tidak dituntut untuk menghafal materi yang padat tetapi fokus pada pemahaman dan pola pikir kritis yang mereka miliki. 

Lalu bagaimana dampaknya pada pembelajaran disekolah? Selama ini para guru tertekan karena dituntut untuk mencapai target materi pembelajaran yang padat dan para guru juga tidak memiliki waktu untuk memastikan semua siswa/i memahami materi yang disampaikan , karena harus memenuhi target materi yang diajarkan. 

"Akibatnya banyak siswa/i lari ke bimbingan belajar" 

Dengan sistem terbaru saat ini , guru tidak akan melanjutkan materi sebelum seluruh siswa/i paham betul dengan materi yang disampaikan. Dan ini merupakan tantangan besar bagi para guru untuk mengubah metode dan paradigma mengajarnya. 

Bagaimana tanggapan para orang tua tentang perubahan sistem ini? Para orang tua mengaku masih bingung dengan perubahan yang terjadi. Karena mereka terbiasa dengan pola yang dilakukan banyak orangtua pada tahun - tahun sebelumnya. Perubahan ini juga membuat mereka bingung harus melanjutkan program bimbingan belajar itu atau tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun