Mohon tunggu...
Salza ayraramdina
Salza ayraramdina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Ambil baiknya, buang buruknya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semua Punya Jalannya Masing-masing

12 Oktober 2019   22:31 Diperbarui: 12 Oktober 2019   22:42 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jum'at, 12 September 2016, Dina memasuki sebuah ruang kelas yang pernah ia tempati selama satu tahun dengan teman temannya kala masih bersekolah disana. Terlintas kenangan yang dulu pernah ia buat dengan teman temannya. 

Sempat ingin menitikan air matanya namun, " din.. " terdengar suara Gina, teman sd dina yang sekarang kembali satu sekolah dengannya. " udah ditungguin pak nugraha tuh " ujarnya sambil berjalan kearah kelas.


Dina adalah anak yang baru saja mengenakan seragam putih biru. Saat pembagian kelas, ternyata dina tidak bisa kembali satu kelas lagi dengan gina. Dina pun berjalan menuju kelas 1.1 kelas pertamanya di smp, disana ada beberapa anak yang sudah dina kenal, ia pun tidak begitu sulit untuk kembali berbaur dengan teman teman barunya. 

Senang rasanya bisa memiliki teman baru yang baik dan seru, tetapi dalam diri dina ia masih belum bisa menemukan teman seperti saat di sd dulu. Setelah beberapa bulan, dina akhirnya mendapat teman dekat. Setiap hari dina dan teman teman nya selalu menghabisakan waktu bersama, dari mulai pergi ke kanti, sholat ke mushola, sampai pulang sekolah pun meraka selalu bersama sama.


Satu tahun berlalu, setelah mendapat rapor kenaikan kelas, dina dan beberapa temannya harus berpisah karena berbeda kelas, tetapi ada beberapa teman yang masih satu kelas dengannya, seperti ana, putri dan salma. Walaupun berbeda kelas, dina dan teman temannya sering meluangkan waktu untuk berkumpul bersama. 

Namun dina merasa ada beberapa temannya yang tidak sedekat dulu. Dina pun lebih sering bercerita kepada salma, " ma, kamu ngerasa ga sih kalo temen kita yang udah ga sekelas sama kita jadi beda? " tanyanya pada salma yang sedang mendata uang kas ekskulnya, " beda gimana din? Aku ga ngerasa apa apa ko, kan kita masih sering pulang bareng mereka " jawabnya. 

Dina pun kembali menyapu lantai kelas. Tak lama kemudian datanglah putri, ana, nissa dan salsa. " dinn, ayo balik " ujar seorang perempuan yang sedang memainkan pulpen baru yang ia beli tadi di koperasi sekolah. Selama diperjalanan pulang mereka selalu menceritakan kegiatan mereka dikelas tadi, kemudian mereka selalu menjadi pendengar setia cerita salsa yang selalu mengundang tawa. Saat seperti itulah yang membuat dina bisa sedikit demi sedikit melupakan teman sd nya, hal itupun yang mungkin akan ia ingat dan suatu saat akan ia rindukan.

Hal itu terus menerus mereka lakukan sampai tak terasa mereka pun berada di ujung masa masa terakhir mereka menggunakan seragam putih biru. Dina dan teman temannya pun mulai mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah yang mereka dambakan. Dina pun kembali menghawatirkan hubungan dia dan teman temannya, " kenapa harus ada kata perpisahan disaat aku lagi nyaman nyamannya sama mereka?! " bisik dina dalam hati sambil menatap teman temannya yang sedang bercanda gurau. Dina takut kejadian 3 tahun lalu terulang kembali, bahkan sampai detik itupun dia masih sering memikirkan teman lamanya.

Kekhawatiran dina semakin menjadi jadi kala ia tau bahwa teman temannya memiliki tujuan masuk SMA yang sama berbeda dengannya. Tapi ia harap, meskipun berbeda sekolah mereka dapat meluangkan waktu untuk berkumpul kembali seperti biasanya. Pikiran itu pun sempat kacau saat dina tau bahwa beberapa temannya ada bersekolah ditempat yang begitu jauh. Putri yang akan melanjutkan sekolahnya ke kota besar dan akan tinggal disana, kemudian nissa yang akan melanjutkan sekolahnya ke pesantren. Meskipun ada beberapa teman dina yang masih berada dilingkungan yang sama, tapi ia tetap tak mau jauh dari teman temannya yang lain.
Lagi-lagi dina harus kembali berbaur dengan teman baru nya di SMA. Dina bersyukur masih satu sekolah dengan anna dan salma, walaupun kali ini nereka tidak kembali duduk dikelas yang sama, dina pun mengikuti ekstrakulikuler dibidang yang sama dengan anna dan salma. Tetapi pada akhir tahun pelajaran kelas 10 anna dan dina memutuskan untuk tidak melanjutkan ekskul yang mereka ambil, dina pun lebih fokus dengan ekskul seni bersama salma. Lagi lagi dina merasa teman yang dulu dekat dengannya kembali menjauhi nya, saat teman temannya sudah dapat berbaur dengan teman barunya ia masih sendiri. Sampai pada akhirnya ada seorang perempuan bergaya tomboy datang menghampirinya.
" Kamu yang dulu ikut tarung derajat di kabupaten kan ? " Tanya perempuan itu
" Emm, iyaaa " jawabnya gugup
" Tau aku kan? Aku ara " sambil mengulurkan tangannya.
Dina ingat, ternyata perempuan itu adalah anak yang pernah ia takuti karena kegarangan nya saat bermain tinju. Ternyata dina salah, orang yang dulu ia lihat garang adalah anak yang asik dan ramah. Hampir setiap hari ara menceritakan kisahnya kepada anna, karena cerita ara pun mereka menjadi semakin dekat setiap harinya. Tak cuma ara, dina pun mempunyai teman baru bernama bila dan fia. Lucunya kedekatan mereka berempat bermula saat mereka tidur dikelas saat jam kosong disekolah, mereka pun menjuluki dirinya dengan sebutan geng tidur. Tak hanya tidur bersama di kelas saat jam kosong, mereka pun sering pergi ke kantin bersama.
Suatu hari bila melihat dina sedang melamun dibangku nya
" din, pagi pagi masa udah ngelamun sih "
" hehe engga ko bil, cuma kangen temen SMP aja "
" Owalaa, atur jadwal aja din "
" Mereka udah pada sibuk masing masing bil, sibuk sama temen barunya mungkin "
" Hemm, kamu juga kan punya temen baru, udah jangan dipikirin mending kamu ikut aku ngisi spidol ke ruang tata usaha ".

Semakin hari dina pun semakin akrab dengan temen temen sekelasnya, bahkan dengan teman laki lakinya. Dina pernah berhayal memiliki teman dekat laki laki, ia pernah membayangkan betapa senangnya jika iabisa  bermain bersama teman perempuan dan laki laki seperti di film film. Hal itupun terwujud saat ia berada di kelas XI, awalnya gege dan afi tidak begitu dekat dengan dina dan teman temannya, tapi karena sering bermain sepulang sekolah, mereka pun menjadi lebih akrab, bahkan hampir setiap weekend mereka pergi berkumpul ke rumah fia untuk menonton film atau hanya sekedar berbincang - bincang.


Waktu Ujian Nasional pun semakin mendekat, dina harus memilih mata pelajaran peminatan apa yang akan iya ikuti. Saat sedang memikirkan apa yang harus dipilih, lagi-lagi persoalan tentang ' teman SMP ' masih ia pikirkan.
" Emm kebiasaan deh kamu din, jam segini ngelamun terus "
" Aku juga sebel bil kenapa mereka selalu hadir dipikiran aku " bantah dina
" Nih ya din dengerin aku, semuanya punya jalan masing masing. Pasti ada saatnya dimana kamu bakalan pisah sama mereka "
" Jangan takut din, jangan khawatir ga bakalan punya temen. Coba liat sekitar kamu. Yang perhatian sama kamu banyak, kamu nya aja yang ga sadar. Yang bikin kamu ketawa tiap hari siapa? itu yg perlu kamu pertahanin dan takut kalo mereka ga ada " lanjut billa sambil menepuk punggung dina. Dina pun menyadari bahwa kata kata sangat benar. Ia tak pernah peka terhadap ada yang ada disekelilingnya sekarang. Akhirnya dina perlahan menyadari dan bersyukur atas apa yang telah ia dapat kan sekarang dan menghiraukan masa lalunya yang ia sedih tak karuan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun