Mohon tunggu...
Salshabila
Salshabila Mohon Tunggu... Mahasiswa Akuntansi Perpajakan Universitas Diponegoro

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKN Fakultas Peternakan dan Pertanian Gelar Sosialisasi Pembuatan Pestisida Nabati dari Limbah Kulit Bawang

17 Agustus 2025   23:48 Diperbarui: 17 Agustus 2025   23:48 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dusun Krajan, Desa Kebonagung, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, 14 Agustus 2025 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Fakultas Peternakan dan Pertanian melaksanakam program multidisiplin berupa sosialisasi sekaligus demonstrasi pembuatan pestisida nabati dengan memanfaatkan limbah kulit bawang merah dan bawang putih.


Program ini diinisiasi sebagai salah satu upaya mahasiswa untuk mendorong pemanfaatan limbah rumah tangga yang sering dianggap tidak bernilai, agar bisa diolah menjadi produk ramah lingkungan dan bermanfaat bagi petani maupun masyarakat. Limbah kulit bawang merah dan bawang putih yang biasanya dibuang, ternyata memiliki kandungan senyawa alami seperti allicin dan flavonoid yang efektif sebagai bahan pengendali hama pada tanaman.

Menjelaskan manfaat pestisida nabati bagi keberlanjutan lingkungan
Menjelaskan manfaat pestisida nabati bagi keberlanjutan lingkungan
Syakira Zahra Athira, mahasiswa KKN dari Program Studi Agribisnis Universitas Diponegoro, menjelaskan manfaat pestisida nabati bagi keberlanjutan lingkungan, sekaligus memberikan pelatihan langsung kepada ibu PKK mengenai cara pembuatannya. Bahan yang digunakan pun sederhana dan mudah diperoleh, di antaranya kulit bawang merah, kulit bawang putih, air, serta sedikit tambahan deterjen cair sebagai perekat alami.


Proses pembuatan dipraktikkan secara langsung mulai dari pengumpulan bahan, penghalusan kulit bawang, proses perendaman, hingga tahap fermentasi sederhana sebelum siap digunakan pada tanaman. Ibu PKK terlihat antusias mengikuti kegiatan ini.
Sementara itu, ibu PKK menyambut baik program ini karena dinilai praktis, ekonomis, dan dapat membantu menekan biaya produksi pertanian. Diharapkan, inovasi sederhana ini dapat terus dipraktikkan oleh masyarakat meski program KKN telah usai, sehingga memberikan dampak jangka panjang bagi keberlanjutan lingkungan dan pertanian di desa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun