Mohon tunggu...
SALSA DIVA ADELIANA
SALSA DIVA ADELIANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Banten

tetap sehat guys..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Islam di Era Globalisasi

6 Juli 2021   10:33 Diperbarui: 6 Juli 2021   11:01 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Maju tidaknya suatu peradaban tentu sangat bergantung pada sumber daya manusia (SDM), apabila SDMnya mempunyai kualitas yang gemilang di berbagai bidang yang ada, maka boleh dipastikan peradaban tersebut bakal menorehkan pencapaian gemilang. Begitu pula sebaliknya, jika SDMnya saja buruk, jangan harap suatu peradaban akan maju. Dan pendidikan lah yang menjadi pilar utama untuk menopang kualitas SDM. Untuk itulah bidang pendidikan perlu diperhatikan secara serius, agar penyelenggaraan pendidikan yang ada pada suatu peradaban dapat memberikan kontribusi dalam membangun SDM yang memiliki kompetensi dan kualitas.

Akan tetapi seringkali bebarengan dengan makin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi nyatanya sikap manusia justru makin terbelakang. Pendidikan memang berhasil mengantarkan ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai tingkat yang tak pernah dicapai sebelumnya. 

Namun tak jarang kemajuan tersebut di sisi lain juga mengantarkan peradaban-peradaban kita kepada arah yang bersifat destruktif untuk kehidupan manusia itu sendiri. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menggali jurang yang menjebak peradaban manusia, jamak manusia yang pada akhirnya kehilangan arah dan pegangan, manusia dijauhkan dari pegangan agamanya dan pelan-pelan dikikis sendi-sendi keimanannya kepada Sang Khalik.

Arus globalisasi juga telah berpengaruh di banyak bidang pendidikan, hingga dalam realitanya bidang pendidikan menghadapi tantangan dan problematika baru yang boleh dibilang mengkhawatirkan. 

Masa remaja yang harusnya dijadikan sebagai ajang menempa diri dengan giat belajar agar di kemudian hari dapat menjadi generasi penerus bangsa, justru dijadikan sebagai ajang pamer kenakalan. Contohnya saja maraknya konsumsi minuman keras, pergaulan bebas, hamil di luar nikah, narkoba, tawuran pelajar, aborsi, kekerasan serta berbagai bentuk penyimpangan penyakit semacam depresi, kecemasan berlebih, stress merupakan bukti bahwa pesatnya arus globalisasi telah mengkontaminasi generasi muda bangsa kita[1].


 Peran Pendidikan Islam

 Atas dasar pasal itulah pendidikan musti pula mencakup segala dimensi yang dimiliki oleh manusia, bukan dalam hal kecerdasan dan pencapaian teknologi semata pendidikan ditujukan, melainkan ada suatu hal yang lebih urgent daripada kecerdasan intelektual, ialah pendidikan yang berorientasi untuk membentuk manusia seutuhnya. Dalam kata lain, pendidikan yang menjadikan manusia sebagai manusia sejati, yang mulia dan sempurna[2]. Baik dalam bidang iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) maupun imtaq (iman dan taqwa). Semula dari pendidikan yang duniawi menuju pendidikan yang juga mencakup dimensi ukhrawi. Tentu didorong atas kesadaran seutunya, tanpa paksaan.

 Sebagai agama sempurna, Islam tentunya memiliki konsep yang matang dan pijakan yang kokoh tentang pendidikan, yaitu untuk mengarahkan sekaligus memberdayakan potensi manusia agar condong kepada nilai-nilai keluhuran dan kebenaran yang pada puncaknya menjadikan manusia sebagai hamba sejati. Sebagaimana yang tertuang dalam QS As-Syams: 8 dan QS. Adz Dzariyat: 56[3]. Dengan demikian, artinya pendidikan merupakan suatu proses buat membina dan mengarahkan semua potensi yang dimiliki manusia untuk menjadi ciptaan tuhan yang beriman dan bertakwa, berfikir serta berkarya, yang pada muaranya meberikan kemaslahat bagi dirinya sendiri lebih-lebih lingkungannya.

 Kita tahu bahwa di dalam ajaran Islam, tiap orang diwajibkan untuk menjadi kaum yang terpelajar, yang mana jumlah orang yang berpendidikan harus terus meningkta, sementara orang yang tidak berpendidikan perlahan harus terus berkurang dan minim. Kebanyakan, pendidikan dibangun di atas pondasi konsep manusia dalam masing-masing filosofisnya, namun pendidikan dalam pandangan Islam dibangun berangkat dari konsep manusia dalam Islam. Manusia merupakan khalifatullah di muka bumi dalam pandangan Islam.

 Allah membekali manusia dengan berbagai potensi untuk menjadi khalifah di muka bumi. Secara garis besar potensi itu mewujud dan dapat digolongkan ke dalam dua kecenderungan. Di satu sisi mengarah ke hal yang positif, dan di sisi lain cenderung mengarah kepada hal-hal yang negatif. Potensi-potensi positif itu bisa kita sebut misalnya manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab, merdeka, cerdas, dan apapun yang ia kerjakan tidak semata-mata terbujuk oleh gemerlap duniawi, tetapi dalam banyak hal manusia mengejar tujuan yang "ultimate", yaitu menggapai ridho Allah. Sementara potensi negatif manusia di antaranya seperti dzalim dan amat bodoh, melampaui batas, rakus, korup dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun