Suasana kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) Universitas Islam Negeri Yogyakarta tampak berbeda beberapa hari ini, tenda-tenda kecil berjajar rapi di halaman kampus, dihiasi dengan warna-warni banner dan papan menu kreatif, gelak tawa para pembeli yang sibuk memilih makana-makanan yang ingin mereka beli, music-musik yang diputar panitia, dan suara antrean memenuhi udara. Semua ini adalah bagian dari acara tahunan bertajuk Aduin  yang menjadi wadah bagi mahasiswa khususnya prodi Ilmu Komunikasi untuk mengekspresikan kreativitas salah satunya jiwa kewirausahaan mereka.
Di antara berbagai stand makanan dan minuman yang memeriahkan acara, satu yang menarik perhatian adalah stand bernama The Dontol, nama yang unik ini sontak membuat banyak pengunjung penasaran. Apa itu The Dontol? Kenapa bisa ramai pembeli? Ternyata, ini adalah karya empat mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 2 yang menyulap ide sederhana menjadi sajian yang mengenyangkan sekaligus menghibur.
"Awalnya kita cuma gabut aja. Terus iseng ngobrol, 'Eh, kita jualan aja yuk!'. Tapi jualan apa ya?" cerita Ica salah satu dari mereka, sambil mengaduk-aduk tempura dalam toples berisi bumbu tabur. Dari obrolan santai itulah lahir ide untuk membuat jajanan dengan konsep serta nama yang unik.
Menariknya, The Dontol lahir dari semangat iseng yang dibalut rasa ingin coba-coba, karena masih mahasiswa semester dua, mereka mengaku masih belajar soal cara membagi waktu. Awalnya, mereka berencana menyewa stand selama empat hari penuh mengikuti jadwal acara Aduin, namun setelah dipikir-pikir, mereka memilih hanya menyewa selama dua hari karena khawatir tak bisa mengatur waktu di tengah kesibukan kuliah dan tugas.
"Jujur aja, kita juga belum terlalu jago ngatur waktu, jadi mikir daripada maksa empat hari tapi keteteran, mending dua hari tapi maksimal," ujar mereka besamaan.
Untuk modal awal, mereka tidak mengambil pinjaman atau minta bantuan dari luar, tetapi  sebagai gantinya, mereka sepakat patungan, masing-masing iuran Rp100.000 dan total modal itulah yang mereka gunakan untuk membeli bahan-bahan seperti tempura, bumbu tabur, cup, saos, es batu, perbumbuan, plastik, pertepungan, menyewa kompor serta perlengkapan pendukung lainnya.
"Alhamdulillah banget, dari modal kecil itu kita bisa balik modal dan bahkan dapet untung yang lumayan buat ukuran usaha pertama kali kita" ujar mereka dengan wajah sumringah.
The Dontol menyajikan menu jajanan kaki lima yang dikemas secara unik. Menu andalan mereka adalah tempura goreng yang dipotong kecil-kecil, digoreng hingga renyah, lalu dimasukkan ke dalam toples tertutup bersama bumbu bubuk beraneka rasa. Setelah itu, jajanan ini dikocok agar bumbu merata sempurna, hal itulah asal mula nama "tempura goyang".