Tidak semua mahasiswa berani mengambil risiko pinjaman pendidikan. Beberapa mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliahnya ke Amerika di antaranya memilih mencari alternatif karena khawatir terhadap dampaknya di masa depan.
"Untuk saya pribadi, mengambil pinjaman pelajar adalah hal yang sangat mustahil saya lakukan karena saya takut terjebak utang dan tidak dapat menggantinya kembali" ujar Nayla Khairunnisa (24/9/2025), mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Andalas. Ia menilai bahwa tekanan finansial semacam itu dapat mengganggu fokus belajar dan menimbulkan stres berkepanjangan.
Fidela Marsha, mahasiswa Tata Rias dan Kecantikan di Universitas Padang, mengatakan bahwa ia lebih memilih menunda kuliah dan bekerja dulu untuk menabung. "Lebih baik saya menunggu satu atau dua tahun, bekerja sambil mengumpulkan biaya sendiri. Setidaknya saya tidak harus hidup di bawah bayang-bayang cicilan" ujarnya (25/9/2025).
 Sementara itu, Putri Sanggar Fika mahasiswa D3 Perbankan di Universitas Andalas, berpendapat bahwa beban psikologis dari utang bisa berdampak panjang. "Saya takut kalau pinjaman itu nantinya malah membuat saya tidak bisa tidur nyenyak, apalagi kalau saya tidak segera dapat pekerjaan setelah lulus,lebih baik kita mencari peluang beasiswa" tuturnya (25/9/2025).
Kesimpulan
Untuk mengurangi dampak negatif, beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan antara lain: memperluas beasiswa dan bantuan hibah, menerapkan skema pembayaran berbasis pendapatan, menurunkan biaya kuliah melalui kebijakan publik, serta meningkatkan informasi dan literasi keuangan agar calon mahasiswa dapat membuat keputusan yang matang sebelum berutang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI