Mohon tunggu...
USVA NADHIFAHSALSABILA
USVA NADHIFAHSALSABILA Mohon Tunggu... Lainnya - tugas artikel

Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Pandemi Covid-19 Dorong Transformasi Digital dalam Bisnis

6 Juli 2021   19:09 Diperbarui: 7 Juli 2021   13:04 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transformasi Digital

Hari ini kita telah mengalami digitalisasi di semua bidang dalam hidup kita mulai dari jam tangan cerdas (smart watch) sampai asisten rumah tangga berkemampuan kecerdasan buatan. Transformasi digital lebih merujuk pada cara teknologi merevolusionerkan bisnis dengan berbagai bidang teknologi yang baru seperti pembelajaran mesin, data besar, dan internet untuk segala hal. Transformasi digital dalam bisnis sedikit lebih kompleks daripada mengganti surat pos dengan email. 

Transformasi ini menggunakan teknologi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, rantai pasokan, pengelolaan pemangku kepentingan, dan keseluruhan proses bisnis. 

Setiap strategi bisnis rintisan yang baru akan langsung menerapkan model digital di era modern ini karena proses lama sudah mulai ditinggalkan untuk model bisnis yang baru. Menggunakan teknologi digital dapat memberi manfaat besar bagi tim, budaya perusahaan, dan produktivitas keseluruhan. 

Di seluruh industri, bisnis kecil dan menengah melihat manfaat besar dari merangkul transformasi digital. Could, analitik canggih, dan otomatisasi adalah beberapa teknologi teratas yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam menarik dan mempertahankan pelanggan baru dan merampingkan operasi.

UMKM di Indonesia telah menjadi pilar terpenting bagi ekosistem ekonomi. Diketahui bahwa 99%  pelaku usaha di Indonesia adalah sektor UMKM. Peran UMKM ini telah berkontribusi 60% terhadap produk domestik bruto nasional dan 97% terhadap penyerapan tenaga kerja yang terdampak pandemi. Pengembangan bisnis berbasis digital menjadi salah satu alternatif penyelamatan sektor bisnis terutama UMKM di masa pandemi Covid-19. 

Meski demikian selama ini pemerintah dengan Kementerian Koperasi dan UKM telah berusaha mendorong terjadi transformasi digital. Dengan begitu pandemi Covid-19 telah membuat tumbuhnya ekosistem kewirausahaan digital. Dalam konteks ini, kewirausahaan digital merupakan bentuk bisnis yang memanfaatkan kecanggihan teknologi digital, baik  proses hingga pada pemasaran produk dan jasa. Dengan kata lain, semua jenis usaha yang menjual produknya secara online baik menggunakan website atau aplikasi termasuk dalam ranah kewirausahaan digital. Penggunaan aplikasi e-commerce dan pemanfaatan media sosial dalam pemasaran digital  termasuk  ranah  kewirausaahan  digital. Dengan  demikian,  masa depan kewirausahaan digital bisa menjadi salah  satu sektor yang  akan banyak memberikan kontribusi positif pada penguatan perekonomian Indonesia. Hal  itu dapat dilacak dari  menguatnya  peran  teknologi  informasi dalam dunia bisnis.

Transformasi digital dalam dunia usaha mengacu pada proses dan strategi penggunaan teknologi dalam kegiatan operasional sehingga mengubah cara bisnis beroperasi dan melayani pelanggan. Transformasi digital dapat dilakukan dalam berbagai aspek bisnis mulai dari pemasaran hingga produksi. Teknologi digital telah mengubah semua karakter dan sifat model kewirausahaan yang lebih berbasis digital. Apalagi media sosial dalam konteks ekonomi semakin membuka peluang  usaha baru bagi masyarakat dalam mengembangkan model kewirausahaan digital. Pengembangan UMKM berbasis digital di Indonesia harus memperhatikan banyak hal terutama perihal konten kreatif. Sebab di era digital, konten merupakan pilar utama agar dapat bersaing di ranah digital. Tanpa konten kreatif bisa dipastikan pengembangan UMKM berbasis digital sulit untuk membuahkan hasil yang signifikan. Diperlukan teknik membuat konten kreatif dalam hal packaging dan branding produk. Dengan demikian, ketika  dipasarkan  melalui media sosial dan market place tentu bisa menarik perhatian konsumen. 

Kisah sukses Transformasi Digital dalam bisnis sangat mudah ditemukan. Sebagai contoh dengan adanya kemunculan Gojek, Grab, Tokopedia, Shopee, Lazada, dan lain-lain sebagai start up teknologi yang membantu mendorong transformasi digital pada dunia bisnis baik untuk korporasi besar maupun UKM. Kehadiran Gojek dan Grab membuat pemesanan transportasi roda dua atau roda empat menjadi lebih mudah. Hal ini juga mendorong BlueBird sebagai perusahaan penyedia jasa taksi terbesar di Indonesia untuk melakukan transformasi digital dengan turut bekerjasama dengan Gojek dan membuat aplikasi pemesanan transportasi sendiri. Contoh lain yang juga sangat dirasakan oleh banyak orang adalah tersedianya layanan Gofood atau Grabfood yang mempermudah pelanggan untuk melakukan pemesanan produk makanan dan minuman dari berbagai merchant. Mayoritas merchant tersebut adalah UKM yang sebelumnya beroperasi secara tradisional dan tidak memiliki layanan pesan antar.

UKM yang telah melakukan transformasi digital terutama dengan memanfaatkan digital platform yang ada, tentunya sangat terbantu dan diuntungkan di tengah pandemi seperti sekarang ini. Selain karena market coverage yang lebih luas, UKM yang melakukan transformasi digital juga menjadi lebih siap dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen karena pada masa pandemi seperti sekarang ini, di mana konsumen cenderung mengurangi aktivitas di luar rumah. Hal ini tercermin pada laporan Google untuk mobilitas masyarakat yang menurun tajam sejak pandemi, terutama untuk kegiatan rekreasi (termasuk restaurant dine in, jalan ke mall, dan menginap di hotel). Penurunan mobilitas tersebut juga turut membatasi pengeluaran masyarakat sehingga aktivitas ekonomi juga menurun.

Layanan yang ditawarkan digital platform juga memungkinkan konsumen untuk tetap berbelanja walaupun tidak keluar rumah. Tidak hanya karena layanan pesan antar yang ditawarkan oleh platform tersebut tetapi juga kemudahan pembayaran transaksi melalui uang elektronik yang membuat konsumen tidak perlu ke ATM untuk menarik uang ataupun melakukan pembayaran. Fasilitas ini juga sangat nyaman digunakan saat pandemi karena dapat mencegah penularan virus Covid-19 melalui uang kertas. Bank Indonesia mencatat dari Januari sampai September 2020, rata-rata nilai transaksi uang elektronik meningkat 31% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Nilai transaksi uang elektronik paling tinggi tahun ini terjadi pada April seiring dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini menunjukkan bahwa terbatasnya mobilitas masyarakat mendorong penggunaan uang elektronik sebagai media pembayaran yang lebih aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun