TERIMA KASIH TIMNAS GARUDAKU, TELAH BERJUANG SAMPAI TITIK INI!
*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Terima kasih Timnas Sepak Bola Garuda Indonesia setelah berjuang panjang menjalani beberapa rangkaian pertandingan sejak babak awal kualifikasi pra-Piala Dunia 2026 hingga akhirnya kandas melangkah di tahap round 4, setelah dikalahkan berturut-turut oleh dua tim langganan Piala Dunia yakni Arab Saudi dan Irak. Perjalanan panjang ini bukan sekadar catatan pertandingan, melainkan kisah keteguhan dan semangat juang anak bangsa yang berani bermimpi menembus batas sejarah.
Setiap laga bukan hanya tentang skor dan peluang, tetapi tentang kerja keras, pengorbanan, serta harapan jutaan rakyat Indonesia yang selalu menatap layar televisi, menahan napas, dan berdoa di setiap detik perjuangan. Kegagalan ini tentu menorehkan luka, namun di baliknya tersimpan kebanggaan yang dalam bahwa Timnas Garuda sudah menempuh jalan yang tak banyak tim Asia Tenggara mampu lalui.
Suasana usai laga terakhir menjadi potret yang menggetarkan nurani bangsa. Wajah-wajah para pemain Timnas Garuda tampak menunduk dalam kelelahan yang jujur. Di antara sorakan yang mulai memudar, dan  dukungan suporter yang menyisakan rasa haru dan bangga. Beberapa pemain tampak meneteskan air mata, bukan semata karena kekalahan, tetapi karena mereka telah memberikan segalanya.
Kita bangsa Indonesia perlu menyadari bahwa kekuatan sejati tidak selalu diukur dari kemenangan, melainkan dari keberanian untuk terus berjuang meski harapan besar bisa berkompetisi di ajang piala dunia 2026 akhirnya terhenti. Di momen itulah, ucapan "Terima kasih, Timnas Garudaku" menemukan maknanya yang paling dalam, atas sebuah penghargaan bagi perjuangan tim Garuda yang sudah sangat berarti bagi bangsa ini dan telah menjadi sebuah sejarah perjalanan sepak bola Indenesia ke depannya.
Tidak sedikit kritik dan beban ekspektasi yang menghampiri, namun para pemain tetap menunjukkan semangat juang dan disiplin tinggi di setiap laga dengan segala taktik dan tehnik para pelatih. Mereka belajar menahan ego, bekerja dalam tim, dan menjaga mental. Meski mereka gagal melangkah ke Piala Dunia, tapi berhasil melangkah lebih jauh dari generasi sebelumnya, membuktikan bahwa mimpi besar bangsa ini tidak pernah padam.
Kegagalan Timnas Garuda menuju Piala Dunia 2026 bukanlah akhir dari segalanya, melainkan titik awal untuk bangkit dan berbenah menuju masa depan yang lebih matang. Dalam konteks ini, kegagalan justru menjadi bahan bakar yang menyalakan semangat untuk terus memperbaiki diri. Indonesia adalah bangsa yang terlahir dari perjuangan panjang, dari luka dan keterpurukan yang justru melahirkan ketangguhan.
Maka, kekalahan Timnas Garudaku bukan aib, tetapi cermin dari perjalanan menuju kemajuan yang hakiki. Timnas Garuda tak boleh patah semangat, masih ada kesempatan di hari esok. Sebab, setiap tetes keringat dan air mata di lapangan telah menjadi simbol kerja keras, pantang menyerah, dan solidaritas tanpa batas. Semangat ini mengingatkan kita bahwa kejayaan tidak datang dalam satu malam; ia lahir dari proses panjang yang ditempa oleh kegigihan dalam berjuang.