Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Senyuman, Hadiah Sederhana yang Menghidupkan Cahaya Persaudaraan

4 Oktober 2025   04:00 Diperbarui: 3 Oktober 2025   21:34 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input gambar: blogspot.com
Input gambar: blogspot.com
Oleh karena itu, maka beberapa hal penting perlu diperhatikan agar senyuman benar-benar bermakna positif. Pertama, senyum harus lahir dari ketulusan hati, bukan sekadar basa-basi atau topeng yang menutupi perasaan sebenarnya. Kedua, senyum sebaiknya disertai dengan sikap dan tindakan yang mendukung, sebab senyuman tanpa perilaku yang ramah akan terasa hampa. Ketiga, penting untuk menghadirkan senyum di saat yang tepat, karena senyum yang muncul di momen keliru justru bisa disalahartikan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, senyum tidak lagi menjadi formalitas, melainkan sumber energi yang menumbuhkan kebahagiaan, memperkuat persaudaraan, dan menyebarkan aura positif bagi orang-orang di sekitar kita.

Sebagai penutup, penting untuk ditegaskan kembali bahwa senyum adalah hadiah sederhana, murah, bernilai sangat tinggi, tidak membutuhkan biaya, dan mampu memberi dampak besar bagi orang lain maupun diri kita sendiri. Dalam kesibukan hidup yang sering kali melelahkan, sebuah senyum tulus bisa menjadi penghiburan, bahkan penerang bagi hati yang sedang gelap. Oleh karena itu, mulailah dari hal kecil: tersenyum tulus kepada keluarga, sahabat, rekan kerja, bahkan kepada orang asing yang kita temui. Dari senyum yang tulus akan lahir cahaya persaudaraan, rasa percaya, dan kehangatan yang mempererat hubungan antarsesama.

Selamat memperingati Hari Senyum Sedunia. Semoga momentum ini mengingatkan kita semua bahwa senyum bukan hanya sekadar lengkung bibir, melainkan pancaran hati yang mampu mengubah suasana dan menghidupkan semangat. Semoga setiap senyum yang kita berikan menjadi sumber kebahagiaan, menumbuhkan rasa syukur, serta mempererat ikatan persaudaraan di antara kita.

Mari kita jadikan senyum sebagai kebiasaan sehari-hari, bukan hanya ekspresi sesaat di momen tertentu, melainkan cermin kepedulian dan wujud nyata cinta kasih kita kepada sesama. Seperti kalimat bijak yang patut kita renungkan bahwa senyuman adalah matahari kecil yang kita bagi setiap hari, menyalakan terang di hati sesama. Bila senyum sederhana itu terus dibiasakan, akan menjadi cahaya yang menuntun kita untuk hidup lebih ramah, damai, dan penuh persaudaraan.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun