Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Isu "Matahari Kembar" di Langit Kekuasaan: Siapa Pemilik Cahaya Sejati?

30 April 2025   05:47 Diperbarui: 30 April 2025   05:47 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: youtube.com

Menanggapi isu "matahari kembar" yang mengarah pada dua sosok pemimpin, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, sesungguhnya tidak sepenuhnya mencerminkan realitas perebutan kekuasaan. Kunjungan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih ke kediaman Jokowi di Solo pasca-Idul Fitri lebih dapat dipahami sebagai momen silaturahmi dan bentuk keharmonisan dalam hubungan antar-elit politik.

Dalam tradisi politik Indonesia, pertemuan semacam ini sering kali menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan, bukan untuk memicu perpecahan. Kenyataannya hal itu lebih kepada sebuah ritual sosial yang menegaskan pentingnya kebersamaan di tengah keberagaman politik. Jadi, meskipun berbagai spekulasi berkembang, kita perlu mengingat bahwa di balik setiap pertemuan, ada nilai-nilai kekeluargaan yang lebih tinggi dari sekadar pertarungan kekuasaan.

Pesan moral bagi publik yang dapat diambil dari beredarnya isu "matahari kembar" ini adalah pentingnya untuk tidak membiarkan persaingan kekuasaan menjadi bola liar yang terus berputar tanpa arah. Ketika perebutan cahaya menjadi tujuan utama, kita justru mengabaikan esensi kepemimpinan yang sesungguhnya. Kepemimpinan sejati tidak lahir dari ambisi untuk bersinar paling terang, tetapi dari keikhlasan untuk menjadi pelita yang menerangi jalan bagi orang lain. Sebagai pemimpin, seharusnya kita mampu menempatkan kepentingan bersama di atas ambisi pribadi, dan menjaga agar cahaya yang dimiliki tidak digunakan untuk saling menaklukkan, melainkan untuk menerangi, menyatukan dan memajukan bangsa.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun